Jumat 09 Nov 2018 10:20 WIB

'Pendidikan dan Berpikir Visioner Kunci Indonesia Maju'

Pendidikan adalah cara untuk mengubah nasib suatu bangsa.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Esthi Maharani
Dato Sri Tahir
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Dato Sri Tahir

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL--Pendidikan merupakan sektor vital yang harus dibenahi di Indonesia. Pendidikan juga menjadi kunci agar Indonesia bisa semaki maju dan mampu bersaing dengan negara lain. Hal tersebut dikatakan oleh Dato' Sri Tahir saat mengisi kuliah umum bertemakan "Kemiskinan, Filantropi dan Pemberdayaan Masyarakat" yang digelar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Bantul, DIY, Rabu (08/11).

Ia menuturkan, Indonesia merupakan bangsa yang besar dan kaya akan sumber daya alam. Namun, kekayaan tersebut seakan hilang jika melihat kondisi bangsa Indonesia yang masih tertinggal dengan negara lain. Untuk itu, bersamaan dengan membangun pendidikan, masyarakat Indonesia juga harus berpikir visioner.

"Pendidikan adalah cara untuk mengubah nasib suatu bangsa. Jika Indonesia mau maju, maka harus ada perubahan pada pendidikan Indonesia," kata Tahir yang juga merupakan pendiri Tahir Foundation ini di UMY, Bantul, DIY, Rabu (07/11).

Ia pun menjelaskan, ada beberapa cara bagaimana perguruan tinggi (PT) sebagai lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan akademisi menjadi lebih baik. Cara tersebut diantaranya, PT harus bisa membuat suatu kurikulum yang berguna dalam jangka waktu lama, bahkan hingga 20 atau sampai 40 tahun mendatang.

Selain itu, PT harus bisa membuat kerjasama dengan berbagai industri untuk menerapkan ilmu yang sudah dipelajari oleh mahasiswa. Pun dengan penelitian yang terlah dilakukan oleh mahasiswa juga harus dapat diterapkan.

"Penelitian itu suatu keharusan yang dilakukan oleh perguruan tinggi, walaupun penelitian menghabiskan dana banyak dan memakan waktu lama, tapi saya yakin suatu saat penelitian itu pasti berguna kedepannya, jangan hanya mau hasil yang bagus tanpa ada usaha yang panjang," kata Tahir.

Ia pun menyayangkan, jika masih ada PT yang hanya menghasilkan banyak sarjana. Namun, tanpa mengedepankan kajian ilmu pengetahuan.

"Jangan sampai perguruan tinggi meluluskan mahasiswanya tiap tahun tanpa ada hasil, selama dia menjalani proses pendidikan yang maksimal," ujarnya.

Untuk itu, ia berpesan kepada seluruh mahasiswa agar dapat berpikir untuk menciptakan dan melakukan suatu hal yang baru. "Kekayaan yang besar akan mendatangkan kewajiban yang besar pula," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement