Kamis 08 Nov 2018 20:10 WIB

UAD Jadi Tuan Rumah Rakornas Bidang Kemahasiswaan

Terdapat 103 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang berpartisipasi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
UAD
Foto: Dokumen
UAD

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kemahasiswaan Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (PTMA). Acara tersebut digelar di Grand Quality Hotel, Yogyakarta, pada Kamis (8/11) hingga Sabtu (10/11) mendatang.

Pada hari pertama, Kamis, sudah terdapat 103 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang berpartisipasi. "Mudah-mudahan (Rakornas) ini membawa hikmah," ujar Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, Prof Lincolin Arsyad, dalam sambutannya, Kamis.

Lincolin mengungkapkan Rakornas Bidang Kemahasiswaan PTMA tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan sepanjang sejarah. "Saya sudah bergabung di Majelis Diktilitbang sejak tahun 1991, namun belum pernah ada Rakornas Bidang Kemahasiswaan," kata Lincolin.

Hal ini, sambung dia, menjadi penting karena baru-baru ini terdapat Permenristekdikti Nomor 5 tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Bangsa dalam Kegiatan Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi yang berdampak pada diperbolehkannya sejumah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) seperti HMI, PMII, GMNI, dan KAMMI masuk kampus.

Dengan adanya Permenristekdikti tersebut, maka Surat Keputusan (SK) Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 26/DIKTI/KEP/2002 Tentang Pelarangan Organisasi Ekstra Kampus atau Partai Politik dalam Kehidupan Kampus tidak berlaku lagi. 

"Isu kemahasiswaan (di Muhammadiyah) saat ini adalah seputar bagaimana proses internalisasi nilai-nilai AIK (Al Islam dan Kemuhammadiyahan-Red) supaya hanya tidak jadi hafalan para mahasiswa (Muhammadiyah-Red) saja, karena bagaimanapun mereka adalah kader kita di masa depan," ujar Lincolin.

Isu kedua, ujar Lincolin, adalah masalah radikalisme yang saat ini cukup bergaung di lingkungan kampus. Permasalahan saat ini, radikalisme sering diidentikkan dengan Islam. Padahal, di agama lain juga terdapat radikalisme.

"Oleh karena itu dalam Rakornas Bidang Kemahasiswaan ini perlu kita diskusikan bersama supaya para mahasiswa menjadi kader yang baik di masa depan. Semoga Rakornas ini tidak menjadi yang terakhir karena masalah ini urgent bagi kita semua," katanya.

Rektor UAD Kasiyarno, mengungkapkan kegembiraannya karena UAD ditunjuk sebagai tuan rumah Rakornas Bidang Kemahasiswaan PTMA. Ia pun berharap setelah Rakornas, mahasiswa bisa  lebih aktif pada kegiatan ekstrakurikuler, tidak seperti sekarang dimana mereka lebih banyak fokus di bidang akademik.

Saat ini, mahasiswa yang ikut kegiatan ekstrakurikuler hanya 25 persen dari seluruh mahasiswa yang ada. Menurut dia, hal itu menjadi sesuatu yang serius. "Karena kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler tersebut yang menggembleng mahasiswa supaya siap terjun ke masyarakat," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, juga berharap keputusan-keputusan yang dihasilkan dalam Rakornas nanti bisa memberi manfaat bagi dunia pendidikan dan kemahasiswa di level nasional. Hal itu disebabkan saat ini PTMA-PTMA cukup menjadi tumpuan bangsa Indonesia di bidang pendidikan tinggi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement