Kamis 01 Nov 2018 17:56 WIB

UMM Jadi Dosen Tamu di Tiga Kampus Taiwan

Toni diundang untuk berbicara terkait perkembangan masyarakat Cina di Indonesia.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Akademisi UMM menjadi dosen tamu di National Kaohsiung Normal University.
Foto: Dokumen.
Akademisi UMM menjadi dosen tamu di National Kaohsiung Normal University.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Untuk ketiga kalinya, dosen Ilmu Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Toni Dian Effendi, menjadi dosen tamu di Taiwan. Toni pergi ke Taiwan pertama kali pada 2015 sebagai peneliti tamu di Institute of International Relations, National Cheng Chi University karena memperoleh program penelitian Taiwan Fellowship.

“Meskipun basis penelitian saya ada di Taipei, namun dalam proses penelitian saya juga melakukan wawancara sampai ke wilayah selatan di daerah Kaohsiung,” kata Toni, Kamis (1/11).

Toni menjelaskan, saat itu ia melakukan wawancara di tiga tempat, yakni National Kaohsiung Normal University, National Sun Yat Sen University dan organisasi TASAT atau Trans Asia Sister Association in Taiwan. Penelitiannya di momen tersebut memang berkaitan tentang hubungan masyarakat antara Indonesia dan Taiwan.

Selepas kembali ke Indonesia, Toni melanjutkan jaringan dan pertemanan dengan beberapa orang yang ditemuinya di Taiwan. Hasil dari kegiatan ini kemudian ditindaklanjuti dengan digagasnya kegiatan KKN Internasional mahasiswa HI UMM ke Taiwan pada 2017. Kegiatan ini didukung oleh Meinong People’s Association (MPA) di mana saat itu mahasiswa KKN melakukan kegiatannya di Meinong, Kaohsiung.

Oktober 2018 ini, beberapa kolega Toni di Taiwan kembali mengundangnya untuk datang ke Taiwan, khususnya di Kaohsiung dan Meinong. Pada awalnya Professor Lee Leong Sze dari National Kaohsiung Normal University mengundang Toni untuk memberikan kuliah tamu di kampusnya.

Namun dalam perkembangannya, National Sun Yat Sen University dan Meiho University juga mengundangnya untuk berbagi penelitian yang dia lakukan. Dalam kegiatan kuliah tamu ini,  Toni diundang untuk berbicara terkait perkembangan masyarakat Cina di Indonesia. "Memang selain kajian HI di Asia Timur dan Diplomasi, kajian masyarakat Tionghoa menjadi minat penelitian saya.” jelasnya. 

Kuliah tamu pertama dilaksanakan di National Kaohsiung Normal University pada 23 Oktober 2018. Di sini, Toni menyampaikan kuliah bertopik tentang “Chinese Indonesian Identity and Culture Expression in Post Reform Indonesia”. Selain bercerita tentang masyarakat Cina pasca reformasi, Toni juga menceritakan bagaimana citra tentang etnis tersebut yang muncul dalam beberapa film di Indonesia.

Kuliah tamu kedua dihelat di National Sun Yat Sen University pada 24 Oktober 2018 di program Graduate Institute of Sociology. Toni juga menyampaikan topik tentang Tionghoa dalam beberapa publikasi buku di Indonesia pasca reformasi.

"Awalnya di lampus ini saya agak 'nervous' karena kampus ini adalah salah satu kampus terbaik di Taiwan. Saya mengetahui beberapa orang yang hadir dalam presentasi saya adalah beberapa profesor yang terkenal dan juga hadir seorang profesor Indonesianist,” ceritanya.

Namun karena suasana pertemanan dalam konteks akademik yang hangat, Toni justru sangat bersyukur. Sebab, dia dapat berbagi dan berdiskusi dengan mereka. Bahkan, ia mampu mendapatkan banyak pengetahuan tambahan yang penting dalam penelitiannya.

Di National Kaohsiung Normal University dan National Sun Yat-Sen University, kuliah tamu dihadiri oleh mahasiswa pasca sarjana dan beberapa profesor. Sementara kdi Meiho University pada 25 Oktober 2018 dihadiri oleh mahasiswa S1 dan beberapa orang dosen. Kuliah tamu di Meiho University ini menjadi menarik karena Toni dapat berjumpa dengan mahasiswa S1 semester satu dan tiga dengan ekspresif serta hangat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement