Selasa 25 Sep 2018 13:06 WIB

Mahasiswa Asal Indonesia Timur Sepakati Perjanjian Damai

Pertemuan yang dikemas makan bersama diharapkan bisa selesaikan perselisihan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Mahasiswa dan mahasiswi di universitas, ilustrasi
Foto: Fox
Mahasiswa dan mahasiswi di universitas, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman memfasilitasi pertemuan mahasiswa-mahasiswa asal Papua dan Ambon. Pertemuan yang turut dihadiri mahasiswa-mahasiswa asal Maluku, NTB, NTT dan Makassar itu ditutup penandatanganan kesepakatan damai.

Ramah tamah mahasiswa-mahasiswa asal Indonesia timur itu disaksikan Wakil Bupati Sleman, Kapolres Sleman, Dandim Sleman, Danyon 403 Kenthungan, Sekda Sleman, Kepala Kesbangpol Sleman, Camat Depok dan Kepala Desa Caturtunggal.

Selain itu, ada tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat sekitar Sleman. Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun mengatakan, pertemuan ini memang sengaja diadakan sebagai usaha menjalin tali silaturahim.

Utamanya, bagi mahasiswa-mahasiswa asal Indonesia timur yang beberapa waktu lalu terlibat perselisihan akibat kesalahpahaman. Lewat pertemuan yang dikemas makan bersama ini diharapkan perselisihan dapat segera selesai.

Disampaikan pula permasalahan-permasalahan yang ada, sehingga di kemudian hari tidak timbul kembali. Hal itu dirasa penting agar mahasiswa-mahasiswa yang belajar di Sleman dapat menunaikan tugasnya dengan baik.

Apalagi, lanjut Sri, masing-masing orang tua pasti berharap anak-anaknya yang belajar bisa berhasil menempuh pendidikan dengan baik. Wabup turut menegaskan kesiapannya menjadi tuan rumah yang baik.

"Dalam arti tuan rumah yang memuliakan dan menghormati tamunya," kata Sri di Rumah Makan Handayani, Senin (23/9).

Ia mengingatkan, Sleman telah baik hati menyajikan makanan-makanan dan tempat tinggal yang murah. Karenanya, ia berpesan agar mahasiswa-mahasiswa yang ada mampu melaksanakan pepatah di mana tanah dipijak di situ langit dijunjung.

Lagipula, ia merasa, mahasiswa-mahasiswa di Sleman tidak cuma akan menuntut ilmu, tapi senantiasa bisa menikmati keindahan wisata yang ada. Maka itu, Sri berharap mereka bisa berbaur dengan masyarakat sekitar.

Tujuannya, agar dapat bertukar pikiran demi menambah pengetahuan agar lebih luas lagi. Sehingga, setelah selesai belajar di Sleman, mereka dapat menjadi cerdas dan pulang bisa membangun daerahnya masing-masing.

Kapolres Sleman, AKBP Muchamad Firman Lukmanul Hakim menuturkan, sebagai mahasiswa mereka akan menerima tongkat estafet kepemimpinan bangsa. Sehingga, mahasiswa-mahasiswa yang tengah belajar saat ini harus menjadi orang baik dan maju, tidak melulu berkutat dengan keributan.

Dalam menegakkan hukum, ia menegaskan tidak akan pernah membela yang salah maupun menyebut asal usul daerah. Artinya, bila terbukti bersalah, akan ditindak sesuai aturan yang berlaku.

"Demikian pula bila mahasiswa salah, akui kesalahan, jangan memprovokasi massa, segera minta maaf bila memang bersalah, sehingga tidak berkepanjangan," kata Firman.

Pada kesempatan itu, mahasiswa-mahasiswa diberikan kesempatan menyampaikan uneg-uneg yang memohon dalam membangun citra positif didukung masyarakat. Salah satunya, agar tidak ada lagi larangan-larangan parsial kepada mereka.

Selain itu, agar tidak ada lagi kesulitan perizinan untuk membangun asrama-asrama mahasiswa dari daerah-daerah tertentu. Tujuannya, agar mereka dapat berbaur dan membebaskan diri dari minumas keras.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement