Selasa 18 Sep 2018 11:11 WIB

Alumni Pasca PITQ Gelar Seminar Pendidikan Anak Usia Dini

Pentingnya membangun karakter pada anak ditekankan.

Seminar di Aula Kampus PTIQ ini bertajuk “Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Karakter.
Foto: dokpri
Seminar di Aula Kampus PTIQ ini bertajuk “Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Karakter."

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Alumni Magister Manajemen Pendidikan Islam bekerja sama dengan Pascasarjana PTIQ menggelar Seminar Nasional. Seminar yang diselenggarakan di Aula Kampus PTIQ ini bertajuk “Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Karakter” dengan mengundang pembicara dari luar lingkungan kampus PTIQ, Jakarta, akhir pekan kemarin.

Acara yang dibuka oleh  Direktur Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta, Prof Darwis Hude ini dihadiri sebanyak 200 peserta. Peserta memenuhi ruangan aula yang  mayoritas berasal dari guru TK, RA dan PAUD se-Jabodetabek. Selain mereka, seminar ini juga dihadiri  oleh guru TPQ, guru MI dan MTs serta mahasiswa  dan dosen PTIQ jakarta juga tidak mau ketinggalan ikut memeriahkan.

Dalam sambutannya Prof Darwis menjelaskan tentang makna fitrah yang disebut dalam hadis bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah.  “Fitrah ialah bermakna potensi. Dan potensi ini ada tiga macam, yaiut biogenetis, sosiogenetis, dan tiogenetis,” katanya.

Pembicara pertama dalam seminar adalah Enah Suminah. Dalam pemaparannya, Plh Direktur Pembinaan PAUD Kemendikbud ini mengulas tentang ancaman yang mengitari anak seperti kekerasan, narkoba, pornografi, tindakan amoral dan radikalisme.

“90 persen otak berkembang sebelum 5 tahun untuk membangun jaringan sel. Karena itu dalam periode ini, orang tua dan anggota lingkungan lain perlu melakukan internalisasi nilai kepada anak yaitu dengan cara habituasi dan pemodelan,” ungkapnya.

Enah menekankan tentang pentingnya membangun karakter pada anak. "Kehilangan uang tidak kehilangan apa-apa, kehilangan kesehatan hanya kehilangan separuh hidup. Tetapi kehilangan karakter sama dengan kehilangan semuanya,” katanya.

Sementara itu, Dr Susanto, dalam presentasinya sebagai narasumber kedua membahas tentang kekerasan pada anak. Sebagai ketua KPAI, Dr Susanto menyampaikan tentang pentingnya menjauhi kekerasan pada anak, baik itu kekerasan verbal, psikis, fisik, maupun simbolik.

Mengutip, UU no 35 tahun 2014 pasal 1 tentang perlindungan anak, beliau mendefinisikan kekerasan sebagai setiap perbuatan yang menimbulkan kesengsaraan/penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan atau penelantaran. Seminar ini juga dimeriahkan oleh Dr Akhmad Shunhaji sebagai narasumber terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement