Jumat 14 Sep 2018 13:29 WIB

Mahasiswa ITS Rancang Sepeda Terapi Anak Cerebral Palsy

Dengan sepeda ini penderita CP dapat melakukan terapi pergerakan pada kakinya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Mahasiswa ITS Elly Fitriana Soedjito menciptakan sebuah sepeda terapi untuk anak-anak cerebral palsy.
Foto: ITS
Mahasiswa ITS Elly Fitriana Soedjito menciptakan sebuah sepeda terapi untuk anak-anak cerebral palsy.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswi Departemen Desain Produk Industri (Despro) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Elly Fitriana Soedjito menciptakan sebuah sepeda terapi untuk membantu pergerakan anak dengan kebutuhan khusus. Sepeda yang merupakan karya Tugas Akhir (TA) ini ditujukan bagi anak usia enam hingga 12 tahun pengidap Cerebral Palsy (CP).

Elly menyatakan, ide pembuatan sepeda terapi tersebut didasari adanya angka penderita CP di Surabaya yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan khusus yang lain. "Sepeda ini pun didesain sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan pasien, yang dilengkapi juga oleh komponen-komponen penunjang," kata Elly di Surabaya, Jumat (14/9).

Elly mengaku, sepeda yang dirancangnya dilengkapi komponen yang dapat disesuaikan ukurannya terhadap pertumbuhan anak. Ia sengaja mendesain seperti itu untuk memudahkan penggunanya, yaitu anak-anak yang sedang dalam proses pertumbuhan.

Menurutnya, sepeda ini juga menyediakan komponen untuk mempermudah interaksi dengan orang tua. Jadi, sepeda ini juga dilengkapi dengan handle di belakang sepeda.

photo
Elly Fitriana Soedjito menciptakan sebuah sepeda terapi untuk anak-anak cerebral palsy.

“Dengan begitu, orang tua dapat mengendalikan sepeda dari belakang dengan cara mendorong,” ujar Elly.

Elly mengatakan, pada dasarnya, sepeda ini ia desain sebagai alat terapi yang menyenangkan bagi anak-anak penderita CP. Menurut Elly, anak-anak butuh alat terapi yang menyenangkan bagi dunia mereka sekaligus sebagai sarana pembelajaran.

"Dengan sepeda ini, anak-anak penderita CP dapat melakukan terapi pergerakan pada kakinya. Selain itu juga dapat belajar terkait lingkungan sosial, dengan cara interaksi mengemudikan sepeda bersama dengan orang tua,” mata Elly.

Alat terapi penunjang ini pun ia tuangkan dalam TA untuk mendapatkan gelar sarjana di departemennya. Elly mengaku terinspirasi dari TA seniornya yang pernah membuat kursi roda dan orthosis untuk anak-anak pengidap CP. Selain itu, ia juga merasa prihatin terhadap anak-anak penderita CP sejak lahir dan perlu terapi lebih dini.

Pengerjaan sepeda terapi ini ia mulai pada September 2017, hingga Juni 2018. “Lamanya pengerjaan sepeda ini karena butuh konsep yang matang. Selain itu, waktu pengerjaan dihabiskan untuk kegiatan pengembangan bentuk dan produksi,” ujar Elly.

Hasil TA Elly mendapatkan nilai yang sempurna yaitu A. Elly pun merasa puas terhadap hasilnya, meskipun menurutnya, sepeda terapi ini masih perlu dikembangkan lagi. Tantangan terbesarnya dalam merampungkan sepeda tersebut ialah mencari dan berinteraksi dengan anak penyandang CP beserta orang tuanya.

Elly juga berharap agar sepeda karyanya ini dapat diproduksi dan digunakan dengan tepat sasaran untuk anak anak CP. Karena beberapa terapis yang ia temui bercerita, sejauh ini belum ada yang benar-benar memproduksi sepeda untuk CP di Indonesia.

Di luar negeri sudah ada, tapi harganya mahal dan harus mengimpor. Mereka pun berharap sepeda ini bisa terus dikembangkan agar bisa benar-benar dipakai untuk yang membutuhkan,” kata Elly.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement