Senin 27 Aug 2018 17:48 WIB

Haedar Nashir Tekankan Kejujuran kepada Maba UMY

Salah satu kepribadian yang harus dimiliki mahasiswa adalah dekat kepada Allah.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Yusuf Assidiq
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir saat tengah menyampaikan amanat dalam Ta'aruf Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Mataf Maba UMY) tahun 2018 pada Senin (27/8) di Sportorium UMY.
Foto: dok. UMY
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir saat tengah menyampaikan amanat dalam Ta'aruf Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Mataf Maba UMY) tahun 2018 pada Senin (27/8) di Sportorium UMY.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dalam acara pembukaan Masa Ta'aruf Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Mataf Maba UMY) tahun 2018 pada Senin (27/8) di Sportorium, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan kepada maba untuk menjadi pribadi yang jujur, beriman, dan berilmu dalam segala aspek.

Ia menilai, demi menciptakan generasi bebas korupsi dan berkemajuan yang berlandaskan iman, kejujuran harus tertanam dalam diri seorang mahasiswa, terutama untuk menghindari tradisi menyontek dalam upaya menuju Indonesia yang lebih baik. Karena ia menilai saat ini sangat jarang ditemukan pemimpin yang mengutamakan kejujuran.

"Nyontek itu perbuatan kecil-kecilan latihan korupsi, jadi kalau biasa nyontek nanti jadi pejabat korupsi. Jujur lebih baik, kalian bisa berhasil tanpa nyontek. Kalau sudah bisa jujur pada diri sendiri InsyaAllah akan menjadi jujur kepada orang lain," ujar Haedar, dalam pidatonya di hadapan 5.374 maba UMY angkatan 2018 tersebut.

Selain itu, salah satu kepribadian yang harus dimiliki mahasiswa adalah dekat kepada Allah. Dalam hal ini, maba harus beriman setelah sifat kejujuran itu tertanam di dalam diri mereka. Namun Haedar pada kesempatan ini memperingatkan bahwa beriman bukan hanya sekedar hablum minallah, tapi harus membentuk pribadi-pribadi yang saleh dalam kehidupan sosial kemanusiaan.

Pentingnya kejujuran dan iman kepada Allah menjadi salah satu karakter yang mulai luntur di Indonesia. Maka dari itu Haedar mengharapkan mahasiswa UMY harus berani mengungkapkan kesalahan jika memang bersalah, jangan menutupi kesalahan dengan kesalahan yang lain, lewat satu dusta ke dusta yang lain.

"Jadikanlah Muhammad SAW sebagai contoh karena beliau mampu menyatukan bangsa Arab dengan sebuah kejujuran, hingga diberikan gelar Al-Amin," pesannya lagi. Selain jujur dan beriman, Haedar juga menyampaikan bahwa mahasiswa harus mempunyai ilmu yang berkualitas.

Ia pun menekankan, tradisi untuk menciptakan insan yang berilmu adalah membaca, di samping karena Allah menurunkan wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW adalah Iqra (membaca). Ia yakin, dengan membaca maka seseorang bisa meraih kemajuan dan peradaban.

Rektor UMY, Gunawan Budiyanto, pun berpesan, mahasiswa harus menjadi pilar bangsa yang mampu menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan segenap jiwa raga. "Mahasiswa harus siap menjaga setiap jengkal tanah dari ancaman bangsa asing. Dan membela kedaulatan NKRI manakala kedaulatan sudah mulai dijual di Indonesia," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement