Ahad 26 Aug 2018 22:00 WIB

Kepala BNPT: Mahasiswa Baru Rentan Terpapar Radikalisme

Penyebaran paham negatif radikalisme di wilayah kampus sudah sangat memprihatinkan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Alius memberikan paparannya saat wawancara di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/6).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Alius memberikan paparannya saat wawancara di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Polisi Suhardi Alius mengatakan mahasiswa baru rentan terpapar radikalisme. "Mahasiswa baru sangat rentan dengan penyebaran paham negatif ini," katanya saat memberikan kuliah umum di hadapan lebih dari 1.700 mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional, Bandung, Ahad (26/8).

Menurut mantan Kabareskrim Polri ini, dengan masuknya mahasiswa baru ke suatu universitas dimulai pulalah usaha perektrutan oleh-oleh kaum radikal teroris. Menurut dia, penyebaran paham negatif radikalisme di wilayah kampus sudah sangat memprihatinkan.

Bahkan, banyak dosen yang juga terpapar radikalisme sehingga ketika mereka menjadi mentor, malah membawa anak didiknya ke paham negatif tersebut. "Hati-hati dalam memilih mentor, hati-hati dengan dosen. Kalau kalian merasa sudah ada yang terlihat, laporkan, karena bukan cuma kalian yang terpapar, dosen juga terpapar, bahkan guru besar juga terpapar," katanya dikutip dari siaran pers.

Suhardi menegaskan universitas melalui rektor bertanggung jawab terhadap apa saja yang terjadi di lingkungan kampus. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, dalam hal ini menyebarnya radikalisme dan terorisme, rektor patut disalahkan.

"Saya sudah bilang sama menristekdikti, peran rektor itu sangat besar, apa yang terjadi di kampus itu tanggung jawab rektor. Kalau tidak mampu mengelola kampusnya, saya minta rektornya diganti," ujarnya.

Suhardi menjelaskan banyak permintaan kepada BNPT untuk mengisi kuliah umum di berbagai universitas terkait dengan resonansi kebangsaan serta radikalisme dan terorisme. Ia berupaya memenuhi semua permintaan tersebut.

"Karena penanaman benih-benih radikalisme dan perekrutan anggota itu juga saat penerimaan mahasiwa baru, saya berkepentingan. Para pejabat BNPT saya tugaskan habis untuk memberikan pencerahan," katanya pada kuliah umum yang dihadiri Rektor Institut Teknologi Nasional Imam Aschuri itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement