Rabu 18 Jul 2018 07:19 WIB

Wiranto: Mahasiswa Harus Dijaga dari Pengaruh Jahat

Pengaruh jahat itu bisa mencederai calon pemimpin masa depan.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto meminta perguruan tinggi menjaga mahasiswanya dari pengaruh jahat. Pengaruh ini, dia menyebutkan, yang dapat mencederai generasi muda di era teknologi seperti saat ini.

"Yang lebih penting bagi elemen pendidikan tinggi adalah menjaga mahasiswa yang merupakan pemuda generasi masa depan dari pengaruh jahat. Pengaruh jahat itu bisa mencederai calon pemimpin masa depan," katanya saat menjadi pembicara di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) di Surabaya, Selasa (17/7).

Wiranto yang merupakan Ketua Dewan Kehormatan ABPPTS menambahkan kesadaran berbangsa dan bernegara secara mandiri sudah dibangun sejak 1908. Semangat bersatu oleh para pemuda untuk menyiapkan suatu negara kemudian semakin matang pada 1928.

Semangat itu mencapai puncaknya pada 1945 dengan tekad kuat untuk membentuk NKRI. "Semangat tersebut yang harus terus ditanamkan pada mahasiswa oleh para pendidik. Butuh cita-cita, mimpi, dan harapan untuk menguatkan kesadaran berbangsa dan bernegara," kata dia.

Dia meyakini pemerintahan di bawah kekuasaan siapapun sudah semestinya melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. "Tidak hanya itu tapi pemerintah juga harus mensejahterakan rakyat. Merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," kata dia.

Sama seperti dalam pemerintahan, pendidikan tinggi juga harus terus bergerak dan berubah namun tetap memiliki road map tujuan dengan prinsip-prinsip dasar yang tidak berubah. "Meskipun metode untuk mencapai tujuan itu berubah, namun prinsip dasar jangan sampai berubah agar tetap memiliki identitas," kata Wiranto.

Selain itu, ia meminta perguruan tinggi untuk meningkatkan relevansi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) di era teknologi dan inovasi disrupsi agar bisa bersaing dalam revolusi industri 4.0.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement