Senin 11 Jun 2018 18:25 WIB

Mahfud Beri Kuliah Pancasila ke Mahasiswa di Tiongkok

Salah satu nilai Pancasila yang penting adalah mengajarkan kemanusiaan.

Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD memberikan keterangan usai konferensi pers di kantor BPIP, Jakarta, Kamis (31/5).
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD memberikan keterangan usai konferensi pers di kantor BPIP, Jakarta, Kamis (31/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD memberikan kuliah tentang Pancasila kepada para anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT). Kuliah disampaikan melalui seminar berbasis web atau webinar.

"Kegiatan ini kami gelar untuk memperingati Hari Lahir Pancasila," demikian pernyataan tertulis dari Tim Publikasi PPIT di Beijing, Senin (11/6). Kegiatan yang dimoderatori oleh peneliti Kebijakan Publik DPR RI Lukman Adam dengan tema Menjalankan Nilai-Nilai Pancasila pada Era Milenial tersebut disiarkan secara daring dengan menggunakan aplikasi Youtube, Sabtu (9/6) malam.

Menurut Mahfud, Pancasila yang diusulkan oleh Presiden Soekarno berbeda dengan Pancasila yang berlaku saat ini. Namun, dia mengatakan, substansinya masih tetap sama.

Saat itu, lanjut dia, Bung Karno bersama para pejuang berhasil mengeluarkan Piagam Jakarta yang isinya sama dengan Pancasila. Setelah pembentukan Pancasila, lahirlah Undang-Undang Dasar yang di dalamnya terdapat Pancasila yang mengalami perubahan, khususnya istilah agama, seperti "Mukadimah" diubah menjadi "Pembukaan" dan sila pertama diubah menjadi Ketuhanan yang Maha Esa.

"Indonesia adalah negara yang berketuhanan bukan negara Islam," kata anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPI) itu.

Hal itulah, menurut Mahfud, yang menghasilkan adanya toleransi di antara masyarakat Indonesia. "Silakan menjalankan agama masing-masing. Tapi ketika berpakaian Indonesia, maka kita tetap sama sebagai warga negara Indonesia," ujarnya.

Ia memaparkan salah satu nilai Pancasila yang penting adalah mengajarkan kemanusiaan. Nilai kemanusiaan tersebut, kata dia, hanya dimiliki oleh bangsa yang merdeka. 

Karena itu, seluruh masyarakat Indonesia wajib menghargai satu sama lain dan memiliki rasa persatuan dalam banyaknya perbedaan. "Hal itu yang disebut sebagai Bhinneka Tunggal Ika. Bangsa Indonesia memerlukan dasar Pancasila untuk menghubungkan berbagai ikatan primordial yang sangat beragam ini," ujarnya.

Pada akhir materi perkuliahan jarak jauh itu, Mahfud juga mengingatkan agar seluruh pelajar Indonesia tetap menjaga persatuan dan kesatuan, meskipun sedang berada di luar negeri. "Tunjukkan kita masyarakat Indonesia yang punya sifat-sifat kepancasilaan yang selalu tawadhu, berkemanusiaan, bermusyawarah, dan jaga nama baik bangsa Indonesia," pesannya.

Webinar merupakan kegiatan rutin PPIT yang dilaksanakan sebagai wadah berbagi pengetahuan dan menambah wawasan sekaligus forum untuk membahas isu-isu yang sedang hangat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pelajar Indonesia yang melanjutkan pendidikan di China sampai saat ini diperkirakan mencapai angka 14 ribu orang dari berbagai tingkatan. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement