Rabu 06 Jun 2018 15:20 WIB

Cara UMM Tangkal Radikalisme di Kampus

UMM melakukan antisipasi dalam bentuk pendampingan pada semua kegiatan kemahasiswaan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Rektor UMM, Fauzan saat diwawancarai wartawan di Sengkaling, Malang.
Foto: Wilda Fizriyani / Republika
Rektor UMM, Fauzan saat diwawancarai wartawan di Sengkaling, Malang.

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -- Belakangan pemerintah tengah mendorong kampus untuk melakukannya berbagai cara dalam menangkal radikalisme di kalangan mahasiswa maupun staf. Sebelum hal ini ramai diperbincangkan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengklaim telah lama melakukan deradikalisasi di kampusnya.

"Kita sudah lama melakukannya. Sebelum ada isu mencuat ini, kita sudah ada itu dalam bentuk deradikalisasi," ujar Rektor UMM Fauzan kepada wartawan di Sengkaling Malang.

 

(Baca: Radikalisme di Kampus tak akan Ditoleransi)

Pertama, Fauzan mengatakan, UMM melakukan antisipasi dalam bentuk pendampingan pada semua kegiatan kemahasiswaan. Tindakan ini untuk mengontrol ideologi yang berkembang dan mengarah pada radikalisme. Hal ini penting karena UMM dikenal sebagai kampus pengemban ideologi keislaman Muhammadiyah.

"Muhammadiyah menolak keras radikalisme. Upayanya tidak lain dengan melakukan kontrol terhadap seluruh kegiatan kemahasiswaan," jelasnya.

Fauzan berpendapat, kegiatan mengarah ke paham radikalisme seperti "gerakan siluman" yang mencoba memengaruhi anak muda berpendidikan. Untuk itu, dia tak menampik pendampingan belum cukup untuk menangkalnya. Apalagi apabila kegiatannya dilakukan di luar kampus. Sebab, organisasi ini bentuknya tidak permanen dan bisa membubarkan diri sewaktu-waktu,

Di sisi lain, Fauzan mengungkapkan, UMM selama ini sudah bekerjasama dengan berbagai stakeholder agar mampu menciptakan kondisi nyaman dan aman. UMM telah kerjasama dengan sejumlah aparat dari tingkat RT hingga kecamatan. Setiap semester biasanya akan melakuakn evaluasi dan memberikan masukan.

"Dan itu tidak hanya radikalisme, isu ini menarik karena memiliki muatan politik kuat saja. Padahal masalah hubungan bebas dan peredaran narkoba //enggak// kalah penting untuk diantisipasi," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement