Senin 28 May 2018 13:40 WIB

Rektor Unair tak Setuju Terorisme Dikaitkan dengan Kampus

Berlebihan jika ada pihak tertentu yang terlibat paham radikalisme

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Radikalisme(ilustrasi)
Foto: punkway.net
Radikalisme(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih merasa kurang setuju jika paham-paham radikalisme dan tindakan terorisme dikaitkan dengan perguruan tinggi tertentu. Terlebih menurutnya perguruan tinggi memiliki sistem yang sangat terbuka.

Nasih menjelaskan, mahasiswa yang normal saja, yang dalam satu semester mengambil 18 SKS, mereka hanya berada di kampus selama 15 jam dalam seminggu. Artinya jika dirata-ratakan, setiap harinya mereka hanya mengikuti kegiatan akademik selama 3 jam.

"Selebihnya mereka berada entahlah di mana. Karena tidak menganut sistem asrama yang semuanya diatur," kata Nasih saat ditemui di Gedung Rektorat Kampus C Unair, Surabaya, Senin (28/5).

 

(Baca: Unair Minta BNPT Perjelas Kampus Disusupi Paham Radikalisme)

Oleh sebab itu, Nasih merasa berlebihan jika ada pihak tertentu yang terlibat paham radikalisme, tapi yang disebut-sebut nama perguruan tingginya. Karena menurutnya tidak fair jiga keterlibatan seseorang terhadap paham radikalisme, digeneralisir ke seluruh komponen perguruan tinggi.

"Masalah-masalah yang menyangkut masalah personal sekalipun, baik itu karyawan, dosen, mahasiswa, itu tidak secara langsung berkaitan dg pperguruan tinggi. Karena waktu mereka di perguruan yinggi ini sangat terbatas. Karena kami tidak bisa mengontrol selama 24 jam. Sehingga kami sangat berharap pengkaitan dengan perguruan tinggi itu lebih clear lagi," ujar Nasih.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan BNPT Hamli mengatakan, hampir semua perguruan tinggi negeri (PTN) sudah terpapar paham radikalisme. Beberpa kampus yang disebutnya disusupi paham radikal adalah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), Insitut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Brawijaya (UB).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement