Jumat 18 May 2018 18:13 WIB

Dosen UAD Manfaatkan Jamur Jadi Antioksidan

Ekstrak etanol dari jamur ganoderma menunjukkan jumlah senyawa fenolik cukup tinggi.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UAD Yogyakarta.
Foto: Yusuf Assidiq.
Kampus UAD Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jamur genoderma amboinense memiliki potensi dari sisi kesehatan, salah satunya adalah sebagai antioksidan. Demi mengoptimalkan potensi itu, dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pun melakukan penelitian dengan melakukan proses ekstraksi.

Ketua tim peneliti, Nina Salamah, mengatakan proses ekstraksi digunakan sebagai salah satu metode untuk mengambil atau memisahkan senyawa aktif yang terdapat batang, daun, atau buahnya. "Proses ekstraksi ini menjadi sangat penting dikarenakan dapat menentukan jumlah zat aktif yang dapat terekstrak," katanya, kepada Republika.co.id, Jumat (18/5).

Penggunaan sampel berupa jamur ganoderma dikarenakan jamur tersebut memiliki senyawa aktif yang memiliki khasiat sebagai antitumor dan antikanker, penurun tekanan darah, penurun kadar kolesterol dalam darah, inhibitor penggumpalan platelet, protein imunomodulator, pencegah pelepasan histamin, dan anti HIV.

Selain itu, juga terdapat penelitian yang melaporkan bahwa senyawa aktif yang terdapat dalam jamur Ganoderma seperti ganoderik, lusiderik, ganodermik, ganoderenik, ganolusidik, asam aplanosidik, polisakarida, protein, asam amino, nukleotida, alkaloid, steroid, lakton, asam lemak, dan enzim.

"Ekstrak etanol dari jamur ganoderma pun menunjukkan jumlah senyawa fenolik yang cukup tinggi, flavon, dan asam askorbat yang berpotensi memiliki aktivitas penangkal radikal bebas," ujarnya.

Mengingat besarnya potensi dari jamur ganoderma tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang cara efektif yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi yang paling tepat untuk mendapatkan kadar senyawa aktif dari jamur Ganoderma amboinense.

Dikatakan, dalam penelitian yang dilakukan oleh UAD ini fokus pada membandingkan metode ekstraksi konvensional yaitu maserasi dengan metode ekstraksi dengan alat Soxhlet. Parameter yang digunakan untuk menentukan efektifitas metode ekstraksinya adalah dengan pengujian parameter non spesifik, kandungan total fenol dan juga aktivitas antioksidanya.

Selanjutnya ekstrak hasil perbedaan metode ekstraksi, yang memiliki kandungan total fenol tertinggi dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. "Hasil ekstraksi secara maserasi menghasilkan kadar fenol total yang lebih tinggi dibanding ekstrak hasil Soxlet," katanya.

Kadar fenol total itu menunjukkan potensi antioksidan ekstrak etanol Ganoderma amboinense. Penelitian ini pun menemukan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak etanol ganoderma amboinense lebih kecil dari asam galat yang merupakan senyawa golongan polifenol.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement