Jumat 18 May 2018 10:10 WIB

UAD Beri Kontribusi dalam Pendidikan di Australia

Sarana pendidikan ini dikemas dalam konsep boarding school

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Kasiyarno.
Foto: Republika/Erik Iskandarsjah Z
Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Kasiyarno.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tengah memperluas peran strategis di kancah global. Hal itu salah satunya diwujudkan dalam dunia pendidikan di Mesir, Malaysia, dan Australia.

Untuk di Australia, PP Muhammadiyah tengah mengembangkan sarana pendidikan menengah. Demi menyukseskan hal itu, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pun turut memberikan kontribusinya.

Rektor UAD, Kasiyarno mengatakan, dalam mendirikan sarana pendidikan di Australia, UAD memberikan kontribusi baik dari sisi finansial maupun dari sisi SDM.

"Sarana pendidikan ini fokus dalam pendidikan menengah dan dikemas dalam konsep boarding school," ujar Kasiyarno kepada Republika, saat dijumpai di ruang kerjanya pada Senin (14/5). Ia menilai, pendidikan islami di Australia memiliki potensi yang cukup baik, mengingat, terdapat banyak masyarakat dari negara muslim yang tinggal di negara tersebut.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, gerakan go international itu sebenarnya juga telah dirintis oleh Ahmad Dahlan. Namun, saat itu masih sebatas relasi antara Islam di Indonesia dan Islam di Timur Tengah (Timteng).

Pada 2019, ditargetkan Muhammadiyah telah mulai mengoperasikan sarana pendidikan dasar dan menengah di Australia tersebut. Saat ini, lahan milik Muhammadiyah di Melbourne seluas 10 hektare tengah dipersiapkan untuk menjadi pusat pendidikan Muhammadiyah serta Islamic Centre.

"Dari ketiga negara yang tengah dirintis tersebut, Australia memang menjadi sorotan tersendiri. Kami sengaja hadir di Australia karena negara itu merupakan miniatur Eropa. Oleh karena itu, dengan kehadiran Muhammadiyah, kami ingin menunjukan wujud gerakan positif dari Islam sekaligus untuk menangkal stigma negatif atas Islam yang berkembang di dunia barat," ucap Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement