Kamis 17 May 2018 10:13 WIB

UAD Siap Lahirkan Dokter Bencana

Indonesia masih kekurangan tenaga medis yang ahli penanganan korban bencana alam

Rep: Andrian Saputra/ Red: Fernan Rahadi
Logo Universitas Ahmad Dahlan
Logo Universitas Ahmad Dahlan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --- Indonesia menjadi salah satu negara yang sering mengalami bencana alam. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sepanjang 2018 mencatat ada sebanyak 1.067 kejadian bencana alam yang menimpa sejumlah daerah di Indonesia. 

Di antaranya seperti puting beliung, longsor, banjir, kebakaran hutan dan lahan, gelombang pasang, gempa bumi serta letusan gunung api merupakan bencana alam yang terjadi sepanjang Januari hingga Mei ini. Bencana alam yang terjadi tak hanya menyebabkan ribuan rumah dan fasilitas publik mengalami kerusakan dari ringan hingga berat. Bencana alam yang telah terjadi hingga Mei telah juga menewaskan 122 orang,  477 orang mengalami luka-luka dan  736 ribu warga terdampak bencana harus mengungsi. 

Di lain sisi, penangananan terhadap korban bencana masih minim. Indonesia dinilai masih kekurangan tenaga medis yang ahli di bidang penanganan pada korban bencana alam. Kondisi ini tak pelak membuat sering terjadinya kekeliruan saat petugas atau relawan yang turun dalam menangani korban bencana alam. Banyak korban yang berakhir meninggal dan cacat karena kekeliruan dalam penanganannya. 

"Indonesia itu luar biasa banyak bencananya dan kita belum memiliki dokter-dokter yang mengerti tentang bagaimana mengelola bencana itu," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan, Rusdi Lamsudin kepada Republika, Rabu (16/5). 

Melihat kondisi tersebut, jelas Rusdi, diperlukan pendidikan khusus di level Perguruan Tinggi untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tetang penanganan terhadap korban bencana alam. Sebab itu Fakultas Kedokteran UAD pun tengah bersiap menerima puluhan mahasiswa baru yang akan masuk dalam program dokter kebencanaan. 

Program dokter kebencanaan menjadi program terbaru di UAD. Tak hanya itu, Rusdi pun meyakini dokter kebencanaan menjadi satu-satunya spesialisasi Fakultas Kedokteran yang hanya ada di UAD. Rusdi mengatakan tahun ini ada sebanyak 50 mahasiswa fakultas kedokteran yang akan masuk dan akan mendapat materi kuliah tentang dasar-dasar kebencanaan. Pada semester kedua, mahasiswa juga akan mendapat materi tentang mengelola kebencanaan serta praktik lapangan. 

"Ini yang kita unggulkan sekarang, sehungga dokter-dokter itu punya kewajiban mengelola kebencanaan, bagaimana menangani korban gempa, korban banjir dan lainnya. Mulai terjadi bencana hingga korban berada di rumah sakit," kata Rusdi. 

Rusdi mengatakan ke depannya diantara spesialisasi dokter, UAD akan menawarkan pada mahasiswanya untuk spesialisasi dokter kebencanaan. Bahkan mahasiwa yang mengambil spesialisasi ini akan langsung diterjunkan jika terjadi bencana alam di berbagai wilayah di Indonesia.

Sementara itu, untuk materi kuliah hingga praktik, para mahasiswa yang mengambil spesialisasi ini akan mendapat bimbingan langsung dari para ahli di bidang kebencanaan misalnya dari Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah, BNPB, Basarnas, hingga para pakar kebencanaan dari luar negeri. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement