Rabu 16 May 2018 10:00 WIB

Amal Usaha UAD Sumbang Miliaran Rupiah untuk Mahasiswa

UAD sejak lima tahun terakhir telah mengembangkan amal usaha milik universitas

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
UAD
Foto: Dokumen
UAD

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta sejak lima tahun terakhir telah mengembangkan amal usaha milik universitas. Pengembangan amal usaha milik universitas ini guna mendukung perkembangan dan peningkatan kualitas.

"Selain itu dengan pengembangan amal usaha milik universitas ini telah meringankan beban biaya mahasiswa," ungkap Wakil Rektor II membidangi pengelolaan Sumber Daya, Safar Nasir ketika dihubungi, Selasa (15/5).

 

(Baca: Robotik UAD Tekankan Pentingnya Regenerasi)

Pengembangan amal usaha ini, jelas Safar, agar UAD tidak lagi sekedar mengandalkan pembayaran uang SPP dari mahasiswa. Tapi ia juga menyebut dengan amal usaha ini juga dapat pengembangan akademik dan dampak sosialnya.

Dampak akademiknya, dengan pengembangan amal usaha UAD ini bisa digunakan dalam riset dan peningkatan pengalaman bagi mahasiswa. Sedangkan dampak sosial, ia berharap amal usaha UAD bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar amal usaha UAD.

"Tentu dari dua dampak ini, menurutnya, yang diharapkan juga dampak ekonomi. Amal usaha UAD ini mampu memberikan bantuan biaya operasional universitas. "Kini amal usaha ini menyumbang sebesar Rp 4 miliar hingga Rp 5 miliar pertahun untuk UAD," ungkapnya.

Safar menjelaskan, UAD kini memiliki beberapa amal usaha. Diantaranya Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU), Perusahaan kalibrasi, Rumah Sakit dan jaringan klinik serta apotik UAD. "Yang jelas semua amal usaha ini terkait dengan bidang akademik keilmuan, ekonomi dan sosialnya," paparnya.

Ia menyebut, semua amal usaha UAD ini tidak hanya berada di wilayah Yogyakarta. Beberapa tempat tersebut seperti BPRS di Padang, perusahaan kalibrasi yang berada di Makassar dan jaringan apotik UAD yang hingga sampai wilayah Metro Lampung, Bangka Belitung dan NTB.

Bahkan untuk perusahaan kalibrasi ini, ia mengungkapkan telah bekerja sama dengan perusahaan Jerman untuk penjaminan standar dan kualitas. Termasuk untuk pengembangan jaringan layanan kalibrasi Jerman di Indonesia.

Inilah, menurut Safar, yang diharapkan UAD dengan pengembangan amal usaha universitas bukan hanya berdampak pada keringanan ekonomi, tapi juga penguatan jaringan keilmuan dan dampak sosial di seluruh Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement