Ahad 18 Mar 2018 15:52 WIB

BEM IAIN Bukittinggi Tepis Kampus Liberal dan Radikal

BEM IAIN Bukittinggi membentuk tim kajian mengenai cadar.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Lebih dari 100 mahasiswa IAIN Bukittinggi membubuhkan tanda tangan di atas poster bertuliskan Kami Mahasiswa IAIN Bukittinggi Tolak Berita Hoaks. Aksi mahasiswa pada Jumat (16/3) pagi tadi bertepatan dengan digelarnya jumpa pers oleh rektorat terkait polemik cadar.
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Lebih dari 100 mahasiswa IAIN Bukittinggi membubuhkan tanda tangan di atas poster bertuliskan Kami Mahasiswa IAIN Bukittinggi Tolak Berita Hoaks. Aksi mahasiswa pada Jumat (16/3) pagi tadi bertepatan dengan digelarnya jumpa pers oleh rektorat terkait polemik cadar.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Lebih dari seratus mahasiswa dan mahasiswi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Sumatra Barat membubuhkan tanda tangan di atas poster yang bertuliskan "Kami Mahasiswa IAIN Bukittinggi Tolak Berita Hoaks". Aksi yang digelar pada Jumat (16/3) pagi tersebut bertepatan dengan digelarnya konferensi pers oleh pihak kampus terkait polemik imbauan bagi civitas academica agar tidak bercadar di lingkungan kampus.

Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN Bukittinggi, Andrian Ramadhan, menjelaskan bahwa aksi yang ia pimpin bukan ditujukan kepada berita mengenai pelarangan cadar di kampusnya. Aksi tersebut justru dilakukan lantaran ada kabar-kabar miring yang mengaitkan IAIN Bukittinggi dengan paham radikal, atau malah liberal. Ia khawatir, polemik pelarangan cadar justru menggiring opini masyarakat bahwa kampusnya berpaham liberal.

"Kalau soal cadar memang faktanya ada larangan. Namun hoaks yang kami maksud adalah ada anggapan bahwa kampus ini radikal. Atau liberal malah," kata Andrian, Jumat (16/3).

Andrian berharap agar masyarakat lebih selektif dalam menerima berita, khususnya yang berhubungan dengan kebijakan kampus yang mengatur penggunaan cadar. BEM IAIN Bukittinggi sedang membentuk tim kajian yang akan merumuskan sikap terkait imbauan kampus untuk tidak mengenakan cadar di kegiatan akademik.

"Kami dari BEM masih memerlukan kajian dulu seperti apa cadar itu. Kami sepakat membentuk tim kajian, setelahnya akan kami bawa ke rektorat," jelas Andrian.

Mahasiswa IAIN Bukittinggi sendiri enggan terseret lebih jauh dalam polemik cadar ini. Bagi mereka, yang terpenting adalah kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement