Selasa 06 Feb 2018 15:48 WIB

Sinergi UGM dan Kementan Kembangkan Sapi Belgian Blue

Dengan unit ekor yang sama akan dihasilkan daging yang lebih tinggi.

Penandatanganan kerja sama Fapet UGM dengan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan.
Foto: Dokumen.
Penandatanganan kerja sama Fapet UGM dengan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan.

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) Yogyakarta dan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian RI menandatangani perjanjian kerja sama pengembangan sapi Belgian Blue, Senin (5/2) di kantor Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Jakarta. 

Kerja sama ini dilaksanakan dalam rangka percepatan pengembangan sapi otot ganda breed Belgian Blue yang oleh Fapet UGM yang disebut dengan Lembu Gama. Kerja sama ditandatangani Dekan Fapet UGM, Prof Ali Agus, dan Dirjen PKH, drh I Ketut Diarmita.

Seperti dikatakan Prof Ali, swasembada daging sapi menjadi salah satu kontributor program swasembada protein hewani. Daging sapi potong memberikan konstribusi sekitar 20 persen - 22 persen dari total konsumsi hewani.

"Daging sapi menjadi demand yang tidak mudah digantikan karena tidak hanya berkaitan dengan preferensi konsumen, tetapi juga kadang berkaitan dengan acara ritual baik adat maupun keagamaan,” kata dia, dalam siaran pers.

Menurutnya lagi, isu kelangkaan dan mahalnya daging sapi hampir setiap tahun muncul dan menjadi headline. Hal tersebut menjadi indikator bahwa persapian termasuk isu yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak.

Berkaitan dengal hal tersebut, ujarnya, Fapet UGM tanggap terhadap situasi sehingga terus mengembangkan inovasi untuk berkonstribusi dalam swasembada daging sapi dengan cara menghasilkan sapi produksi tinggi.

Ia menegaskan, sapi Belgian Blue merupakan sapi jenis Bos Taurus (dikembangkan di Belgia, Eropa) dengan ciri khas otot ganda. Dengan kelebihan otot ganda tersebut, dengan unit ekor yang sama akan dihasilkan daging yang lebih tinggi.

Ditambahkan, sapi Belgian Blue yang saat ini telah dihasilkan (kerja sama dengan PT Widodo Makmur Perkasa sejak 2014) disilangkan dengan breed sapi Bos Indicus (jenis sapi daerah tropik). Diharapkan akan menghasilkan sapi berotot ganda tetapi mampu beradaptasi dengan baik di daerah tropik.

Sebagai contoh, sembilan ekor sapi Lembu Gama yang ada saat ini, pada umur satu tahun telah mencapai berat badan rata-rata 320 kg, sementara sapi Brahman cross baru mencapai 204 kg. Terdapat perbedaan yang jauh dalam hal berat badan.

“Melalui kerja sama dengan Dirjen PKH ini, semoga kontribusi Fapet UGM dalam mewujudkan cita-cita swasembada daging sapi semakin dekat melalui lahirnya generasi Lembu Gama,”  katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement