Jumat 05 Jan 2018 19:32 WIB

Sri Mulyani Ajak Kampus Bantu Ciptakan Kesra

Rep: Wilda fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Menteri Keungan (Menkeu) Sri Mulyani didampingi Rektor Universitas Brawijaya (UB)
Foto: Republika/Wilda
Menteri Keungan (Menkeu) Sri Mulyani didampingi Rektor Universitas Brawijaya (UB)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengajak kampus membantu menciptakan kesejahteraan masyarakat. Hal ini diungkapkannya saat memberikan Orasi Ilmiah Universitas Brawijaya (UB) ke-55 di Malang, Jumat (5/1).

"Kepada para civitas academica Universitas Brawijaya yang hadir pada hari ini saya ingin mengajak agar lembaga ini terus mengawal dan membantu menciptakan cita-cita kesejahteraan masyarakat sesuai cita2 kemerdekaan yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan berkesinambungan, melalui fungsi pendidikan," kata Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, tantangan yang harus dihadapi masyarakat Indonesia ke depan semakin berat dengan perubahan yang dinamis. Keadaan ini membuat Indonesia memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dengan kata lain, SDM dengan kompetensi hard skill dan soft skill yang memadai.

"Dan peranan universitas sangatlah krusial dalam hal ini," ujar dia.

Sri Mulyani berpendapat, hard skill dapat diwujudkan dengan penciptaan sistem pendidikan yang mampu mempersiapkan SDM. Dengan kata lain, SDM yang bisa memasuki pasar tenaga kerja yang semakin cair dan fleksibel, termasuk kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang. Dari sisi ini, dia menilai, universitas jelas berperan menciptakan lulusan dengan keterampilan tinggi dan misi yang baik untuk memberikan nilai tambah.

Sementara untuk soft skill, Sri Mulyani mengungkapkan, ini dibangun dengan pembentukan karakter, integritas, komunikasi serta kemampuan untuk bekerja sama atau bersinergi dari umat manusia. Kemampuan bersinergi sangat penting mengingat dunia sudah dibanjiri informasi yang tidak benar. Oleh sebab itu, karakter integritas dan komunikasi menjadi fundamental yang tidak lekang zaman.

Menurut dia, soft skill SDM Indonesia sangat diperlukan terutama karena negara masih menghadapi tantangan berat dalam pemberantasan korupsi. Hal ini jika dilihat berdasarkan penilaian Corruption Perception Index (CPI) dari Transparency International (2016).

Berdasarkan data tersebut, terdapat tren perbaikan namun skor Indonesia masih terhitung rendah yakni 37 dari skala 1 sampai 100 (0 berarti sangat korup dan 100 berarti sangat bersih). Dari sisi peringkat, Indonesia menempati peringkat 90 dari 176 negara yang telah dinilai.

Melihat situasi demikian, Sri Mulyani sangat mengharapkan, kampus terutama UB untuk menjaga integritas SDM. Dengan cara ini, kampus berarti ikut dapat membantu Indonesia menjadi negara yang lebih bersih. Upaya ini sangat penting karena hal itu tidak bisa ditunda-tunda.

"Karena korupsi selain menurunkan martabat kita sebagai bangsa, juga mengurangi dan menghilangkan kesempatan untuk mengakselerasi kesejahteraan masyarakat misalnya melalui kebocoran anggaran," tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement