Rabu 01 Nov 2017 13:59 WIB

Fakultas Kedokteran UGM Rencanakan Museum Sejarah

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kampus UGM Yogyakarta/Ilustrasi
Foto: Republika
Kampus UGM Yogyakarta/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) berencana membangun dua museum yang salah satunya merupakan museum sejarah fakultas kedokteran UGM. Langkah ini melanjutkan buku-buku sejarah yang telah disusun, termasuk buku Sejarah Fakultas Kedokteran UGM.

Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Ova Emilia mengatakan, buku-buku yang diluncurkan sebenarnya hanya menjadi medium untuk mewujudkan pembangunan museum sejarah. Pembangunan museum, kata dia, tujuannya agar sejarah perjalanan Fakultas Kedokteran bisa hadir dalam bentuk visual untuk generasi masa depan.

Masih sangat sulit memahami spirit perjuangan yang ada bila mediumnya hanya melalui buku-buku tebal yang rasanya sulit dilakukan generasi milenial. "Itu rencananya tahun depan, insya Allah," kata Ova usai bedah buku Sejarah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada di Gedung Perpustakaan FK UGM, Rabu (1/11).

Ova menerangkan, museum itu akan menggambarkan perjuangan berdirinya FK UGM, awal mula pendidikan-pendidikan kedokteran sampai perkembangan departeman-departeman yang saat ini sudah mencapai 33 departemen. Tujuannya, tidak lain agar orang-orang mengetahui dan memahami akar berdirinya FK UGM.

Sebab, lanjut Ova, tanpa itu orang-orang yang baru datang hanya melihat apa-apa yang enak saja, tanpa memahami perjuangan eksistensi institusi FK UGM sendiri. Ia menilai, nilai-nilai itu yang hendak dikirimkan kepada generasi-generasai yang akan datang.

Selain itu, museum akan mengakomodir masukan-masukan yang datang atas kehadiran buku-buku yang dikeluarkan FK UGM, termasuk untuk Sejarah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada yang baru diluncurkan. Walau sejarah selalu memiliki banyak versi, ia menegaskan akan berusaha mengakomodir seluas-luasnya.

"Makanya kita akan melibatkan sejarawan dalam membuat ini, karena kalau ndak kan nanti historinya nggak benar," ujar Ketua Tim Penyusun Buku Sejarah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tersebut.

Terkait posisi museum, kemungkinan mengambil lokasi yang mudah dijangkau orang-orang yaitu di Radioputro, gedung enam lantai yang memang jadi tempat kegiatan mahasiswa. Koleksi-koleksi yang akan ditampilkan masih dalam penyusunan, tergantung misalnya sejarah akan lebih ke naratif dan audiovisual.

"Jadi ada dua museum, bahkan tiga yang sedang direncanakan, jadi selain museum sejarah, kedua museum anatomi dan museum biopaleo peninggalan dari Prof (Teuku) Jacob," ujar Ova.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement