Kamis 26 Jan 2017 19:44 WIB

Meskipun Dirawat di RS, Peserta Diksar Tetap Ingin Ikut Mapala UII

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Fernan Rahadi
Ayah korban meninggal 'The Great Camping' pendidikan dasar (diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia (UII) Ilham Nurfadmi Listia Adi asal Lombok Safii (dua kanan) berbincang dengan Rektor UII Harsoyo (tengah) di ru
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Ayah korban meninggal 'The Great Camping' pendidikan dasar (diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia (UII) Ilham Nurfadmi Listia Adi asal Lombok Safii (dua kanan) berbincang dengan Rektor UII Harsoyo (tengah) di ru

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kegiatan The Great Camping (TGC) Mapala Unisi ke-37 menumbangkan banyak peserta. Bahkan tiga di antaranya telah meninggal dunia. Namun begitu, ada peserta yang mengaku tidak kapok mengikuti kegiatan Mapala. 

"Saya sih tidak trauma. Masih pingin ikut kegiatan dan jadi anggota Mapala Unisi," kata seorang peserta Diksar yang sedang dirawat inap di JIH saat dikunjungi Menristekdikti, Kamis (26/1). Ia berjanji, jika kelak menjadi panitia TGC tidak akan melakukan pemukulan pada peserta.

Mahasiswa berambut gondrong yang enggan disebut namanya itu mengaku tidak mengetahui keberadaan senior ketika acara Diksar berlangsung. Sebab ia fokus memperhatikan intruksi dan melihat panitia. 

Ia mengakui bahwa saat peserta mengajukan pengunduran diri, panitia memang melarang. Pasalnya peserta harus mengikuti kegiatan hingga selesai. Jika tidak mereka diberi hukuman, yakni dipukul meskipun kondisi fisik peserta sudah tidak karuan. 

Menurutnya, peserta Fadli yang meninggal pada hari Jumat (20/1) memang sudah mengajukan mengundurkan diri sejak TGC hari pertama, lantaran ia memiliki magh. Namun panitia tetap tidak memperbolehkan ia mundur, dan operasional memukulnya meskipun fisik Fadli kurus. 

Sementara itu, terkait peserta lain yang baru masuk ICU, menurutnya memang mengalami luka di bahu dan tidak bisa digerakkan. Hal tersebut kemungkinan besar terjadi karena peserta tersebut dipukul. "Iya, dipukul pakai tangan kosong saja," katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement