Rabu 19 Oct 2016 07:05 WIB

Unair Ditawari Buka Prodi Sastra Rusia

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Foto: Ist
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia Mohamad Wahid Supriyadi beserta stafnya mengunjungi kampus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Selasa (18/10). Dalam kunjungan tersebut, Dubes RI untuk Rusia menawarkan agar Unair membuka Program Studi (Prodi) Sastra Rusia.

Kunjungan rombongan dubes tersebut diterima oleh Rektor Unair Muhammad Nasih di ruang Rektor, Kantor Manajemen Kampus C Unair. Rektor didampingi oleh Wakil Rektor III M Amin Alamsjah, Sekretaris Unair Koko Srimulyo, Ketua International Office and Partnership Dian Ekowati, Direktur Pendidikan Ni Nyoman Tri Puspaningsih, beserta wakil dekan tiga dari berbagai fakultas.

Pertemuan itu membahas beberapa poin. Wahid mengusulkan agar Unair bisa membuka program studi Sastra Rusia. Sebab, universitas di Indonesia masih sedikit yang memiliki prodi tersebut.

“Ini adalah usulan dari kami karena sekarang ini kan baru ada dua universitas yang menawarkan dua prodi Sastra Rusia. Sementara itu hubungan politik dan bisnis semakin meningkat. Jadi, ini bagus sebagai peluang atau opportunity bagi lulusan-lulusan yang mengerti Bahasa Rusia. Kami usulkan ada semacam jurusan Sastra Rusia atau Pusat StudiRusia,” jelas Wahid.

Wahid juga menawarkan adanya program pertukaran mahasiswa dari Unair ke kampus – kampus di Rusia. Nantinya, program pertukaran pelajar itu akan dilaksanakan dengan Bahasa Inggris untuk mempermudah komunikasi. Di negara tersebut juga disediakan banyak pusat–pusat pelatihan yang bisa dimanfaatkan oleh warga non-Rusia untuk belajar.

Sedangkan dari pihak Unair yang diwakili oleh Wakil Rektor III M Amin mengajak pihak Rusia untuk berkolaborasi dalam penelitian dan visiting professor. “Kita senang kalau ada profesor-profesor di sana yang mau visiting ke Unair,” ucap Amin.

Ia menambahkan, Unair memiliki program unggulan berupa riset mandat dengan dana sebesar Rp 250 juta untuk lima publikasi yang terindeks Scopus. "Akan lebih baik jika kita berkolaborasi dengan peneliti di Rusia,” ujarnya

Kedatangan Dubes RI untuk Rusia di Surabaya juga membawa misi bilateral berupa rencana kota kembar (sister city) antara Kota Vladivostok dengan Surabaya. Rusia ingin agar hubungan bilateral antara Vladivostok dan Surabaya bisa diisi dengan berbagai bidang kerjasama, salah satunya pendidikan.

Dalam misi pendidikan ini, Rusia ingin kedua kota ini saling melengkapi dan menggarap potensi yang ada. Salah satu universitas di Vladivostok, Far Eastern Federal University (FEFU) ingin bekerja sama dengan Unair. Kerjasama yang ingin dikembangkan antara lain dalam bidang sains, teknologi, bisnis, dan kedokteran dalam program pertukaran mahasiswa serta penelitian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement