Rabu 13 Jul 2016 23:08 WIB

Putra Bungsu Jokowi KKN di Mojokerto

Kaesang Pangarep foto bareng bersama keluarga tercinta di dalam pesawat
Foto: Twitter
Kaesang Pangarep foto bareng bersama keluarga tercinta di dalam pesawat

REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO  -- Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan mahasiswa Universitas SIM (UniSIM) di Singapura, mengikuti kuliah kerja nyata (KKN) di masyarakat atau Community Outreach Program/COP bersama Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya di Mojokerto, Jawa Timur, 14 Juli hingga 3 Agustus 2016.

"SIM University Singapura memang mitra baru kami dalam COP atau KKN tahunan itu, sehingga sekarang ada sembilan negara yang terlibat COP 2016, yakni dua negara dari Eropa dan tujuh dari Asia," kata Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat UKP Herri Christian Palit kepada ANTARA News di Surabaya, Rabu (13/7).

Ditemui di sela-sela pelepasan 201 peserta COP ke Mojokerto oleh Rektor UKP Surabaya Prof Dr.Eng Rolly Intan MA.Sc di auditorium kampus setempat, ia menjelaskan bahwa peserta COP 2016 ada 201 mahasiswa yang meliputi 141 mahasiswa asing (delapan negara) dan 60 mahasiswa Indonesia.

"Ke-60 mahasiswa Indonesia itu tercatat 51 mahasiswa UKP dan sembilan mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira-Kupang NTT. Untuk delapan negara itu memang ada dua negara baru, yakni Singapura dan Inggris. Nah, anak Presiden itu menjadi peserta dari SIM University. Kolaborasi sembilan negara itu sesuai dengan visi UK Petra untuk menjadi global university," katanya.

Menurut dia, peserta COP dari kalangan mahasiswa asing memang terbanyak untuk tahun ini, karena biasanya hanya 100-an mahasiswa asing, namun tahun ini mencapai 141 mahasiswa asing, sehingga kemungkinan ada tiga hingga empat rumah warga Mojokerto yang hanya akan diinapi mahasiswa asing.

Terkait keterlibatan Kaesang Jokowi itu, ia mengatakan, pihaknya tidak akan memberikan perlakuan yang berbeda dengan mahasiswa lain, karena tujuan COP bisa tidak tercapai untuk mengubah pola pikir, belajar mensyukuri diri, berinteraksi dengan masyarakat yang berbeda budaya dengan dirinya.

"Kami tidak memberi perlakuan berbeda agar tujuan COP tercapai, namun perbedaan yang mungkin teknis adalah pengamanan dari Paspamres yang sudah beberapa hari ini di Surabaya, dan bahkan meninjau lokasi COP di Mojokerto juga. Kalau soal pengamanan yang berbeda itu kami dapat memahami, meski Kaesang sendiri nggak suka itu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement