Ahad 19 Jun 2016 11:02 WIB

Prodi Komunikasi UMM Terbitkan Buku Fotografi Traveling

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah warga binaan melakukan pembelajaran teknik fotografi di Lembaga  Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS), Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (11/9).  ( Foto: Septianjar Muharam )
Sejumlah warga binaan melakukan pembelajaran teknik fotografi di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS), Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (11/9). ( Foto: Septianjar Muharam )

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Untuk ketiga kalinya, Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meluncurkan buku bertema fotografi. Buku yang diberi judul 'Traveling' ini mengangkat lima jenis tempat wisata berbeda yang ada di sekitar Malang Raya. Seperti wisata candi, sumber air, coban, pantai, serta wisata budaya dan kuliner.

Rahadi, dosen mata kuliah Dasar Fotografi ini mengungkapkan, sedikitnya ada 202 mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2015 dengan 250 karya foto ada dalam buku ini. “Saya menyadari, kini aktivitas traveling dengan foto menjadi tren, terutama di media sosial instagram. Tapi, ada dampak-dampak baik positif maupun negatif dari tren tersebut,” ujar Rahadi.

Ia menyebut, beberapa dampak negatif dari tren foto traveling saat ini yakni dari angle atau sudut pengambilan fotonya dan kurangnya aktivitas traveling yang terekam dalam foto tersebut. “Seperti contoh, banyak orang rela foto selfie di ketinggian, di tepi kawah gunung, atau di tempat-tempat berbahaya lainnya tanpa memikirkan resikonya. Selain itu, banyak tempat-tempat yang menarik tapi yang ditunjukkan di foto hanya kakinya saja,” katanya.

Namun, masih ada dampak-dampak positif dari fotografi traveling yang kini ngetren. Seperti semakin banyak tempat-tempat wisata baru yang ditemukan. Ia berharap adanya buku ini dapat memberikan referensi bagi para traveler yang ingin berlibur di Malang. "Buku ini memberikan edukasi baru tentang aturan-aturan di tempat wisata agar terjaga kelestariannya,” imbuhnya lewat keterangan yang diterima Republika akhir pekan ini.

Sophia Mega Sabila, salah satu mahasiswi yang berpartisipasi dalam buku ini mengatakan cukup tertantang saat mengerjakan proyek buku fotografi ini. Ia mendapat tugas untuk mengambil foto di wisata paralayang. "Cukup susah dapat fotonya, karena halangannya ada kabut yang selalu menutupi pandangan, dan terbatasnya jam buka rumah pohon di tempat tersebut,” ujar mahasiswi asli Malang ini.

Sebelumnya, prodi ini sudah menerbitkan dua buku bergenre fotografi yakni “Simple” dan “Pasar”. Rencananya, buku ini akan dilepas ke beberapa toko buku di Malang dan dijual secara online

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement