Jumat 19 Feb 2016 20:00 WIB

Menko Puan Minta UI Berpartisipasi Program Revolusi Mental

Menko PMK Puan Maharani memberikan kata sambutan sebelum membuka Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional ke-XI di Auditorium LIPI, Jakarta, Kamis (8/10).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menko PMK Puan Maharani memberikan kata sambutan sebelum membuka Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional ke-XI di Auditorium LIPI, Jakarta, Kamis (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menunggu sumbangsih Universitas Indonesia (UI) sebagai perguruan tinggi dalam pelaksanaan revolusi mental pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). UI diharapkan menjadi salah satu penggerak utama Program Nasional Revolusi Mental.

Sebagai perguruan tinggi, UI adalah pencetak tenaga kerja yang harus memiliki daya saing, memiliki kompetensi, inovatif dan kreatif. “Saya sangat harapkan UI bisa berpartisipasi dalam program nasional revolusi mental. Karena itu, saya menunggu sumbangsih UI untuk pelaksaan revolusi mental,” kata Menko Pemberdayaam Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dalam acara “Revolusi Mental sebagai Intervensi Sosial" di UI, Depok, Jumat (19/2).

Puan menjelaskan revolusi mental tidak saja untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya saing, inovasi dan kreatif, tetapi juga memiliki pola pikir yang sinergis. Di lingkup perguruan tinggi misalnya, diharapkan inovasi iptek yang masih terpencar-pencar dan ada barrier satu dengan yang lain, bisa bersinergi dan berkoordinasi. “Gagasan yang ada harus jadi gagasan bersama, jangan ada ego lagi satu dengan yang lain,” jelas Puan.

Menurut dia, semangat gotong-royong adalah salah satu kunci pelaksanaan revolusi mental. Ada banyak hal biasa bisa dikerjakan bersama, dan menghasilkan sesuatu yang besar dan luar biasa. Contohnya, dalam hal kebersihan.

“Orang masih suka buang sampah sembarangan. Padahal kalau kita bisa hidup bersih dengan tidak membuang sampah sembarangan, dampaknya bisa sangat banyak dan bagus,” jelasnya.

Contoh lain adalah budaya antre, menyebrang di zebracross, naik kreta secara tertib. Dulu, semasa menjadi mahasiswa UI sekitar 25 tahun lalu, kenang Puan, naik kreta api ke kampus tak pernah terasa aman. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kereta Commuter Line di Jabodetabek perlahan-lahan berubah menjadi lebih baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement