Rabu 15 Jul 2015 23:57 WIB

Sadap Getah Pinus tanpa Rusak Hutan

Rep: MGROL42/ Red: Yudha Manggala P Putra
Getah pohon pinus
Foto: IPB
Getah pohon pinus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Besarnya kebutuhan getah pinus untuk kehidupan sehari-hari  memungkinkan terjadi punahnya tumbuhan langka tersebut jika proses penyadapannya tidak dilakukan secara benar.

Kebanyakan masyarakat menggunakan getah pinus sebagai pelarut untuk mengencerkan cat minyak pengkilap, permukaan kayu, dan sebagai minyak esensial yang nantinya diproses dan menghasilkan aroma harum.

 

Semakin besarnya pengaruh getah pinus bagi kehidupan manusia, semakin besar pula pinus yang akan disadap oleh manusia. Mereka melakukan penyadapan dengan menguliti satu pohon dan mengambil getahnya.

Tidak banyak getah yang didapatkan jika hanya mengandalkan satu batang pohon saja. Banyak pohon pinus yang dibutuhkan untuk penyadapan tersebut, bahkan pohon yang sudah rusakpun masih diambil getahnya.

 

Namun sebenarnya ada cara lebih aman untuk melakukannya. Salah satunya dengan metode bor dan periode pembaruan luka.

Metode ini diterapkan oleh Gunawan Santoso dan Muhidin selaku Peneliti Departemen Manajemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan (Fahutan) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang tertuang dalam buku 234 Inovasi IPB dalam 615 inovasi Indonesia 2013 oleh Business Innovation Center.

 

Luas bor dan pembaruan luka ini membutuhkan minimal diameter lubang 5/8 inch dengan kedalaman 2 cm. dari metode bor dan pembaruan luka ini bertujuan untuk miminimalkan kerusakan tanaman pinus yang kini meluas dan juga bertujuan untuk mengembalikan kerusakan pohon yang sudah tidak dapat disadap.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement