Senin 23 Sep 2013 09:37 WIB

Wisudawan Terbaik UNAIR Asal Amerika Latin

Logo Unair
Logo Unair

REPUBLIKA.CO.ID,

SURABAYA -- Tahun ini, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya meluluskan wisudawan mancanegara dari Amerika Latin yakni Miguel Esquivias Padilla IE MSE, bahkan ia menjadi Wisudawan Terbaik Unair periode Agustus 2013 dengan IPK 3,94.

"Masih sedikit sekali orang di kawasan Amerika Latin (Meksiko, Argentina, Brasil, Venezuela, dan sebagainya) yang mengenal negara-negara Asia, padahal dunia saat ini mengakui Asia adalah partner masa depan," katanya.

Fakta tersebut mendorong Miguel Angel Esquivias Padilla meninggalkan negerinya, Meksiko, untuk belajar di Asia dan ia pun memilih S2 Ilmu Ekonomi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair.

"Selama ini, Indonesia lebih banyak melakukan hubungan dagang dengan negara-negara tujuan ekspor tradisional, seperti Amerika, Jepang, Korea, dan China. Jarang sekali ada investor yang melirik negara kawasan Amerika Latin yang juga mempunyai potensi ekonomi yang menjanjikan," katanya.

Awalnya, Miguel mengambil jurusan teknik industri sewaktu di Meksiko. Namun, setelah lulus dan bekerja di sebuah perusahaan business consultant di Meksiko, Miguel mulai tertarik untuk mendalami ilmu ekonomi, terutama dari pemberitaan mengenai geliat ekonomi Asia di tengah krisis global.

"Saya merasa Meksiko masih jauh dari Asia dalam hal perdagangan, investasi, dan hubungan internasional. Saya melihat ini sebagai kesempatan saya untuk menjadi pioner dalam hubungan dagang antara Amerika Latin, terutama Meksiko, dengan negara-negara Asia,? ungkap Miguel mengenai kekagumannya pada Asia.

Sama seperti mahasiswa asing lainnya, Miguel sama sekali tidak tahu seluk beluk Indonesia ketika pertama kali datang. Apalagi, orang Meksiko memang tidak familier dengan negara-negara Asia.

"Ada banyak perbedaan antara Meksiko dengan Indonesia, namun keramahan yang ditunjukkan orang Indonesia selama di sini membuat saya betah. Saya cukup terkejut dengan kebiasaan orang Indonesia yang suka menanyakan sesuatu yang bersifat personal," katanya.

Penerima beasiswa Komite Negara Berkembang (KNB) dari Kementerian Luar Negeri RI yang selalu kagum dengan kekayaan wisata Indonesia, baik budaya, alam, dan lingkungan itu mengaku ingin mempromosikan prospek hubungan ekonomi antara kedua kawasan itu.

Selama kuliah di Magister Manajemen FEB Unair, pria kelahiran tahun 1983 ini sering melakukan riset mengenai perdagangan dan bisnis antara Indonesia dengan negara Amerika Latin. "Dari sisi manufaktur saja ada sekitar 250 jenis barang yang bisa diekspor dan diimpor oleh keduanya," katanya.

Setelah selesai menjalani pendidikannya di Magister Manajemen, Miguel berencana tetap tinggal di Indonesia untuk mengembangkan hubungan dagang antara Indonesia dan Asia Tenggara dengan Amerika Latin.

"Rencananya, saya juga akan melanjutkan S3 di sini untuk membangun semacam think-tank atau pusat penelitian mengenai perdagangan antara Indonesia dengan Amerika Latin," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement