Ahad 01 Sep 2013 13:27 WIB

Rektor IPB: Tak Mudah Dapatkan Dukungan Bagi Pertanian

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Hazliansyah
Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB)
Foto: antara
Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kelangkaan bahan pangan belakangan ini dinilai Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc, merupakan efek dari kurang mendukungnya kebijakan pada bidang Pertanian.

"Tidak mudah meneriakkan kata-kata pertanian agar dapat dukungan," ungkap Herry dalam upacara Dies Natalis IPB ke 50 di Gymansium Kampus IPB, Dramaga, Ahad (1/9).

Padahal, jika pertanian menjadi arus utama pembangunan, tak hanya kelangkaan pangan yang dapat dicegah, tapi juga akan mendorong bioenergi, pembangunan ekonomi daerah, lapangan kerja, dan terpeliharanya lingkungan hidup.

Di ulangtahun ke-50, IPB ingin pertanian menjadi arus utama dalam pembangunan Indonesia. Oleh karena itu, Herry meyakinkan para penggiat pertanian untuk tidak terpengaruh dengan pandangan orang yang merendahkan.

Ia mengajak para penggiat pertanian untuk menunjukkan pertanian bisa jadi solusi, menjanjikan serta mensejahterakan. IPB mencoba membuktikan diri dengan sekitar 600 inovasi yang diakui Kemeterian Riset dan Teknologi dalam enam tahun terkahir.

''Memang belum semua inovasi IPB bisa dirasakan masyarakat. Ini tantangan kami,'' kata Herry. Namun ia berharap semua pihak tetap mendukungan IPB agar bisa terus langkah.

IPB sendiri menstimulus dosen-dosennya untuk terus berinovasi dengan mengucurkan dana Rp 1 miliar untuk dua peneliti yang produknya paling prospektif dan siap dilepas ke masyarakat.

Herry juga mengatakan kebijakan yang dibuat harus sejalan jika bangsa ini ingin mencapai ketahanan pangan. ''Pertanian itu sistemik. Selain butuh waktu, juga butuh dukungan para pemegang kebijakan,'' kata Herry.

Ia berharap 50 tahun IPB bisa menjadi tonggak sejarah dan refleksi apa yang telah dilakukan IPB untuk bagsa ini. Ini menjadi modal penting menatap dan melangkah menuju 50 tahun berikutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement