Kamis 07 Feb 2019 17:20 WIB

Cara ITS Cegah Adanya Paham Radikal di Kampus

ITS memberikan pelatihan spiritual dan kebangsaan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya
Foto: ITS
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali akan memberikan pelatihan kebangsaan pada Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2019. Pemberian pelatihan kebangsaan ini dilakukan untuk mencegah tumbuhnya paham radikal yang anti-NKRI dan Pancasila.

Menurut rektor ITS Prof Joni Hermana, pelatihan kebangsaan ini terdiri dari pelatihan spiritual dan kesadaran berbangsa. Dengan harapan, nantinya semua mahasiswa ITS akan memiliki karakter pancasilais.

"Kami rutin melakukan itu, tujuannya tentu untuk membentuk karakter mahasiswa ITS," kata Joni saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (7/2).

Baca juga: Potensi Golput Mahasiswa Unibraw Besar, Ini Penyebabnya

Dalam memberikan pelatihan spiritual, kata Joni, pihaknya selalu bekerjasama dan menghadirkan ulama. Seperti halnya tahun 2017 lalu, ITS mengundang ketua MUI KH Ma'ruf Amin. Untuk pelatihan kebangsaan pihaknya selalu bekerja sama dengan Komando Armada (Kodam) setempat.

"Tahun 2017 yang memberi pencerahan untuk latihan spiritual itu KH Maruf Amien sebagai Ketua MUI, sedangkan untuk pelatihan kebangsaan kami bekerjasama dengan Amartim atau Kodam," ucap dia.

Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan, pembinaan Ideologi Bangsa akan bisa diterapkan pada Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun ini.

"Penerimaan mahasiswa baru atau nanti bulan Agustus, bela negara sudah dimasukkan dalam general education. Jadi sangat bisa diterapkan pada saat itu," kata Nasir di Gedung Kemenristekdikti Jakarta, Selasa (5/2)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement