Kamis 20 Dec 2018 18:39 WIB

Unwim Siapkan Lulusannya Memasuki Era Revolusi Industri 4.0

Perkembangan tenologi mengharuskan semua orang siap menghadapi disruption innovation.

Univeritas Winaya Mukti (Unwim) menggelar sidang senat terbuka dalam rangka pelantikan dan pengukuhan wisuda ke-41, untuk lulusan program strata satu (S1) dan magister (S2) tahun angkatan 2018 di Aula Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat, Kamis (20/12).
Foto: Foto: Istimewa
Univeritas Winaya Mukti (Unwim) menggelar sidang senat terbuka dalam rangka pelantikan dan pengukuhan wisuda ke-41, untuk lulusan program strata satu (S1) dan magister (S2) tahun angkatan 2018 di Aula Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat, Kamis (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Univeritas Winaya Mukti (Unwim) menggelar sidang senat terbuka dalam rangka pelantikan dan pengukuhan wisuda ke-41, untuk lulusan program strata satu (S1) dan magister (S2) tahun angkatan 2018 di Aula Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat, Kamis (20/12).

Dalam kesempatan tersebut, Unwim mewisuda sebanyak 551 lulusan. Mereka terdiri dari 304 orang program studi S1 dan 247 lulusan untuk prodi magister, rumpun kompetensi pertanian, kehutanan, teknik, serta ekonomi.

Menurut Rektor Unwim Prof Dr Ir Hj Ai Komariah MS, pada wisuda kali ini pihaknya mengusung tema "Melalui Peningkatan Mutu, Unwim Siap Memasuki Era 4.0". Karena, fase perubahan dalam revolusi industri 4.0 tidak terjadi secara bertahap, melainkan seperti ledakan sebuah gunung berapi yang membuat perubahan besar terhadap adanya ekosistem baru.

"Oleh karena itu, kami harus berupaya menyiapkan lulusan terbaik untuk menghadapi kondisi tersebut," ujar Ai dalam dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (20/12).

Ai mengatakan, dibutuhkan sumber daya manusia yang responsif dan dapat mengantisipasi setiap perubahan yang ada. Hal ini, agar para lulusan mampu menangkap setiap peluang kesempatan, cermat, serta memiliki semangat pantang menyerah dalam hal mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan zaman. "Kan Revolusi Industri 4.0 merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan," katanya. 

Menurut Ai, tuntutan perkembangan tenologi ini membawa semua orang untuk siap menghadapi disruption innovation di berbagai lini. "Tak terkecuali pendidikan," katanya.

Selain itu, dibutuhkan sikap responsif yang cepat dan tepat oleh seluruh pemangku kepentingan, termasuk perguruan tinggi, agar mampu meningkatkan daya saing bangsa ditengah persaingan global. Pendidikan tinggi wajib merumuskan kebijakan strategis dalam berbagai aspek mulai dari kelembagaan, bidang studi, kurikulum, sumber daya, serta pengembangan cyber university, risbang hingga inovasi.

Dalam upaya mewujudkan itu semua, kata dia, Unwim telah dan terus berusaha untuk menunjukan eksistensinya. Yakni, dengan meningkatkan kualitas mutu layanan pendidikan dalam berbagai hal. Di antaranya pengembangan sarana dan prasarana, maupun sumber daya manusianya. 

Hal ini, kata Ai, sebagai jawaban dari tantangan global guna  menghasilkan para lulusan yang mampu bersaing dalam level nasional maupun internasional. Upaya peningkatan kualitas lulusan dilakukan, salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan lembaga sertifikasi profesi, untuk melakukan uji kompetensi. 

"Sehingga para lulusan kami dapat melengkapi diri dengan sertifikat profesi sebagai surat keterangan pendamping ijazah untuk keperluan persyaratan memperoleh pekerjaan," katanya.

Unwim pun selalu mendorong agar para tenaga pendidik dosen, dapat mengembangkan kompetensi dirinya. Yakni, baik melalui studi lanjutan, meningkatkan jabatan fungsional, kinerja penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, maupun sertifikasi dosen sebagai wujud profesionalisme.

Sekertaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa yang hadir memberikan sambutan, mengatakan, dalam upaya menghadapi era revolusi industri 4.0, peran mahasiswa dan alumni dari perguruan tinggi harus mampu meningkatkan ilmu pengetahuan dan menguasai aspek teknologi informasi serta kemampuan bahasa asing.

Menurut Iwa, yang harus dilakukan perguran tinggi dalam menghadapi tantangan zaman, kuncinya cuma satu, yaitu mahasiswa, alumni, dan para dosen harus terus di dorong untuk belajar, belajar, dan terus belajar, mampu kuasai teknologi komputer, dan bahasa, minimalnya Bahasa Inggris. "Karena bahasa merupakan salah satu alat atau cara menimba ilmu," katanya.

Selain itu, perlunya membangun networking atau dalam bahasa agama, yakni jaringan silaturahmi. Karena di era saat ini memiliki networking yang luas merupakan suatu keharusan dalam upaya mencapai keberhasilan proses mencapai tujuan. 

Sedangkan yang lainnya, adalah membangun kesadaran dalam beroganisasi pembelajaran. Dalam hal ini, minimal dua aspek yang harus dimiliki, diantaranya menciptakan inovasi yang mampu bermanfaat bagi dirinya, organisasinya, dan masyarakat luas, serta memiliki sikap enterpreneur atau melayani. 

"Terakhir sebagai umat beragama, tentunya kita harus memiliki ketaqwaan terhadap Allah. Sehingga segala tujuan  akan mudah mencapai keberhasilan, bila masyarakat Jawa Barat khususnya, memiliki sikap berusaha dengan pantang menyerah," paparnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement