Rabu 28 Nov 2018 16:21 WIB

ITB Latih Warga Gunung Geulis Olah Limbah Kayu Jadi Energi

Pelet kayu merupakan salah satu contoh penggunaan sumberdaya hayati sebagai bioenergi

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Energi Terbarukan
Foto: energy.gov
Energi Terbarukan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan pelatihan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Geulis, Kabupaten Sumedang. Pelatihan diberikan untuk mengolah limbah kayu menjadi sumber energi untuk kebutuhan masyarakat.

Pelatihan ini dilatarbelakangi oleh kondisi cadangan energi yang semakin menipis, khususnya BBM. Dalam situasi seperti ini, pemahaman terhadap pola konsumsi energi yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya masyarakat di pedesaan adalah suatu keharusan dan menjadi hal yang sangat penting dilakukan.

Atas dasar itulah yang mendorong Dosen Kelompok Keahlian (KK) Teknologi Kehutanan, Sekolah Teknologi Hayati ITB melakukan pelatihan pengembangan teknologi konversi biomassa menjadi bioenergi kepada masyarakat. Program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPM) tersebut dilakukan di kampus ITB Jatinangor beberapa waktu yang lalu.

Diikuti oleh 25 orang perwakilan masyarakat dari delapan desa di sekitar hutan pendidikan Gunung Geulis ITB Kabupaten Sumedang, Jawa-Barat yakni tiga desa di Kecamatan Jatinangor (Desa Jatiroke, Jatimukti dan Cisempur), empat desa di Kecamatan Cimanggung (Desa Mangunarga, Cikahuripan, Cinanjung dan Sawahdadap) dan satu desa di Kecamatan Tanjungsari (Desa Raharja).

Pelatihan yang diberikan yakni pemanfaatan limbah kayu dari serbuk gergajian Kayu Hutan Rakyat. Limbah ini dapat diolah sebagai bahan baku untuk energi alternatif masa depan.

Dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/11), pelatihan dilakukan kepada masyarakat di sekitar hutan pendidikan Gunung Geulis ITB karena didasari oleh kajian yang menunjukkan bahwa sebagian masyarakat pada delapan desa tersebut masih menggunakan kayu bakar untuk keperluan memasak sehari-hari. Di sisi lain potensi biomassa terutama limbah kayu dalam bentuk serbuk gergajian kayu, cabang dan ranting serta serasah jumlahnya sangat besar.

Ketua tim PPM, Sutrisno menyatakan tujuan dari kegiatan PPM ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya dalam pemanfaatan serbuk gergajian kayu hutan rakyat menjadi pelet kayu sebagai energi alternatif masa depan serta peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar hutan pendidikan Gunung Geulis ITB yang pada akhirnya akan berkontribusi terhadap kelestarian hutan.

Sutrisno menyatakan pelet kayu (wood pellet) merupakan energi biomassa yang berasal dari proses pemadatan kayu dan memiliki potensi yang baik sebagai substitusi bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam. Bahan baku untuk pembuatan pelet kayu umumnya berasal dari limbah industri pengolahan kayu yang dapat berbentuk serbuk gergajian kayu (sawntimber dust), serpihan kayu (wood chips) atau serutan kayu (wood shavings).

Sumber bahan baku tersebut cukup melimpah di Indonesia karena limbah dari industri pengolahan kayu jumlahnya cukup besar yaitu sekitar 50,8 persen dari bahan baku. Pelet kayu juga dapat dibuat dari limbah pemanenan kayu seperti bagian batang, ranting dan kulit kayu. Selain itu bahan baku pelet kayu juga bisa berasal dari limbah pertanian dan perkebunan seperti bonggol jagung, sabut kelapa, jerami, cangkang buah kopi dan lain-lain.

"Pelet kayu merupakan salah satu contoh penggunaan sumberdaya hayati sebagai bioenergi, lebih tepatnya sebagai bahan bakar. Energi yang dihasilkan dari pelet kayu dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan rumah tangga maupun industri rumah tangga, mulai dari memasak sampai kebutuhan untuk pembangkit tenaga listrik," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement