Rabu 14 Nov 2018 10:45 WIB

UGM Siapkan Prodi Teknik Infrastruktur Lingkungan

Prodi itu berada di dalam Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
Kampus UGM
Foto: beritajogya.com
Kampus UGM

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) segera membuka program studi baru yaitu S1 Teknik Infrastruktur Lingkungan. Prodi itu akan berada di dalam Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan.

Rencananya, prodi ini mulai melakukan penerimaan mahasiswa pada tahun akademik 2019/2020 atau Juli-Agustus 2019. Ketua Pembentukan Prodi Teknik Infrastruktur Lingkungan, Budi Kamulyan berharap, prodi ini menghasilkan lulusan kompeten.

"Dan profesional dalam bidang pembangunan infrastruktur yang berwawasan lingkungan," kata Budi saat FGD Pembentukan Prodi S1 Teknik Infrastruktur Lingkungan di University Club, Selasa (13/11).

Ia mengatakan, latar belakang dibukanya prodi ini lantaran adanya kebutuhan untuk memenuhi sumber daya manusia yang profesional dan kompeten. Serta, berorientasi kepada konsep pembangunan berkelanjutan.

Sejalan tujuan SDGs, pembangunan infrastruktur untuk memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat harus berorientasi berkelanjutan. Kebijakan 100-0-100 pada 2019 merupakan sasaran guna mengejar target SDGs pada 2030.

Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia ini, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan akan mengembangkan Prodi S1 Teknik Infrastruktur Lingkungan. Prodi dikembangkan dengan pendekatan problem solver.

Tujuannya, menyelesaikan masalah sanitasi dan lingkungan seperti sampah, air bersih dan limbah, drainase perkotaan dan pengendalian pencemaran air. Serta, pengelolaan kuantitas dan kualitas air di sumber-sumber.

"Teknik Infrastruktur Lingkungan akan lebih berorientasi memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur dalam lingkup keteknikan Kementerian PU Cipta Karya dalam bidang air minum, limbah, drainase dan persampahan," ujar Budi.

Untuk itu, FGD diharapkan menampung masukan untuk penyempurnaan struktur prodi. Proposal akan segera diajukan ke senat fakultas lalu ke senat universitas, dan diharapkan pada 2019 prodi bisa segera dibuka.

Pejabat Fungsional Teknik Penyehatan Lingkungan Utama Dirjen Cipta Karya PUPR, Rina Agustin Indriani, menyambut baik rencana pendirian prodi itu. Terlebih, selama ini belum ada prodi yang fokus ke bidang tersebut.

"Selama ini hanya masuk ke prodi Teknik Lingkungan, sementara materi pengolahan air minum dan sampah masih terbatas kepada pengolahan agar tidak mencemari," kata Rina.

Pemenuhan layanan dasar perkotaan untuk air minum dan sanitasi jadi tantangan besar infrastruktur saat ini. Rina merasa, sarana yang mendukung masyarakat perkotaan mencukupi kebutuhan harian masih terbatas.

Termasuk, lanjut Rina, sistem pengolahan air limbah. Saat ini, pengolahan air limbah baru ada di 13 kota di Indonesia seperti DIY, Jakarta, Bandung, Medan dan Makassar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement