Jumat 02 Nov 2018 09:42 WIB

Dua Inovasi Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Malaysia

proses penelitiannya berlangsung dua bulan hingga produk ini dipresentasikan

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Dua Inovasi Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Malaysia
Foto: Dok. Unair
Dua Inovasi Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dua inovasi karya empat mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya meraih pengharagaan pada ajang "Internasional Invention and Inovative Competition" (INIIC) di Langkawi, Malaysia. Dua inovasi yang dimaksud adalah B-FRESS yang mendapat perak, dan SEBA MASK yang mendapatkan perunggu.

Kedua inovasi tersebut merupakan karya empat mahasiswa Kimia Unair, yakni Melly Octaviany, Nisa’ur Rosyidah, Wahyu Dwi Novita Sari, dan Hanifah Puspita Sari. Melly Oktaviany menjelaskan, perlombaan tersebut terbagi menjadi tiga kategori. Tim Unair meraih kedua penghargaan pada kategori B (Higher Institution Student) atau mahasiswa.

"Kami mengikuti yang kategori B dengan cakupan pesertanya seluruh mahasiswa tingkat internasional," kata Melly melalui siaran pers yang diterima Republika, Jumat (2/11).

photo
Dua Inovasi Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Malaysia (Dok. Unair)

Melly menjelaskan karya inovasi B-FRESS merupakan singkatan dari Body Fragrance Spray Anti-Stress From. Produk ini berupa "spray" untuk menurunkan tingkat stres dari ekstrak daun kemangi dan aromaterapi.

"Sedangkan, karya kedua kami, SEBA MASK singkatan dari Seaweed Basil Mask merupakan masker peel off dari rumput laut dan ekstrak kemangi untuk hilangkan masalah pada kulit wajah," ujar Melly.

B-FRESS, kata dia, mempunyai empat varian yakni kopi, mint, jasmin, dan cokelat. Sementara SEBA MASK mempunyai tiga varian, yaitu lemon, madu, dan cokelat.

Melly mengaku, kelompoknya sempat mengalami kesulitan dalam proses penelitian. Di mana empat mahasiswa kimia itu hanya memiliki dana yang terbatas serta harus mencari pelarut yang cocok untuk memaksimalkan hasil produk. Adapun proses penelitiannya berlangsung dua bulan hingga produk ini dipresentasikan dan dipublikasikan melalui lokakarya di Malaysia.

"Proses penelitian ini salah satunya mencari tanaman khas Indinesia tapi kurang diminati oleh masyarakat. Keberadaannya yang melimpah dapat menjadi potensi keberlanjutan produk yang besar," kata Melly.

Didapatkannya penghargaan dari ajang internasional membuat Melly dan kelompoknya lebih termotivasi menciptakan inovasi lain. Dia pun berharap menjadi contoh mahasiswa Unair lainnya untuk mengikuti lomba nasional dan internasional.

"Semoga hasil karya kami tidak hanya sampai dinisi, tapi dapat dikomersialkan sehingga manfaatnya dapat sampai di ranah masyarakat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement