Selasa 23 Oct 2018 00:07 WIB

Majelis Rektor Sambut Baik Kebijakan Baru Tes SBMPTN

Kebijakan baru tes SBMPTN dinilai mampu menekan disparitas PTN

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Rektor Institut Teknologi Bandung Prof. Dr.Ir. Kadarsah Suryadi berbicara saat mengunjungi kantor Redaksi Republika di Jakarta, Rabu (7/9).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Rektor Institut Teknologi Bandung Prof. Dr.Ir. Kadarsah Suryadi berbicara saat mengunjungi kantor Redaksi Republika di Jakarta, Rabu (7/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) menyambut baik kebijakan baru terkait Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Melalui pola tersebut dinilai mampu menekan disparitas atau ketimpangan, karena tidak akan ada eksklusifitas Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

"Kebijakan ini baik karena akses for all, semua calon mahasiswa dari manapun itu bisa masuk ke PTN mana saja, karena semua punya hak yang sama. Jadi menekan eksklusifitas di PTN juga," kata Ketua MPRNI Prof Kadarsah Suryadi di Gedung Kemenristekdikti Jakarta, Senin (22/10).

Menurut Kadarsah, kebijakan baru ini juga dinilai positif karena bisa menjaga kualitas calon mahasiswa yang terjaring. Lebih jauh kebijakan itu akan menimbulkan multiplier effect atau efek ganda bagi rektor PTN. Karena selain bisa menjalin koordinasi secara masif, para rektor juga sekaligus bisa membahas isu pendidikan dan masalah-masalah di kampus masing-masing.

"Ini sebagai sarana informasi untuk bertemu dengan para rektor PTN dari barat sampai ke timur, dan ini multiplier effect-nya banyak karena setelah ini kami (para rektor) bertemu kita saling kenal dan kita bisa saling membantu misalnya dalam masalah peningkatan mutu, penelitian dan lainnya," kata Kadarsah yang juga menjabat sebagai Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pada tahun 2019, jelas dia, ITB tetap tidak akan membuka jalur seleksi mandiri. Jalur SNMPTN dan SBMPTN dinilai lebih kredibel karena berada langsung di bawah pengawasan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Bahkan menurut dia, selama lima tahun terakhir ini mahasiswa ITB yang masuk melalui SNMPTN ataupun SBMPTN selalu menunjukkan prestasi yang baik dan tidak bermasalah.

"Tahun depan kami tetap kuota SNMPTN 60 persen, dan SBMPTN 40 persen. Tetap melalui dua jalur itu. Karena berdasar pada evaluasi kami baik SNMPTN atau SBMPTN di ITB bagus, jadi alhamdulillah ini tahun kelima formasi kami sama," jelas dia.

Diketahui, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengubah pola seleksi pada jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2019. Nantinya, tes pada jalur SBMPTN hanya akan digelar melalui ujian tulis berbasis komputer (UTBK) yang digelar di tes centre. Dan skor UTBK tersebut akan menjadi modal untuk mendaftar ke salah satu PTN atau prodi yang diinginkan.

Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Prof Ravik Karsidi menerangkan, UTBK akan digelar sebanyak 24 kali pada periode Maret sampai Juni tahun 2019. Adapun untuk lokasi tes, direncanakan akan digelar di 85 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang berada di seluruh Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement