Kamis 18 Oct 2018 18:20 WIB

Urus Persoalan Camaba, TGB Temui Pimpinan Al-Azhar

Seluruh camaba Al-Azhar asal Indonesia telah diizinkan otoritas Mesir diberi visa.

Dalam rangka mempercepat proses keberangkatan calon mahasiswa baru (Camaba) Indonesia ke Universitas Al-Azhar tahun 2018, Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia, TGB. Dr. M. Zainul Majdi, berkunjung ke Mesir dan menemui para pimpinan Al-Azhar.
Foto: dok. OIAA
Dalam rangka mempercepat proses keberangkatan calon mahasiswa baru (Camaba) Indonesia ke Universitas Al-Azhar tahun 2018, Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia, TGB. Dr. M. Zainul Majdi, berkunjung ke Mesir dan menemui para pimpinan Al-Azhar.

REPUBLIKA.CO.ID, CAIRO --  Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia TGB Dr M Zainul Majdi, berkunjung ke Mesir dan menemui para pimpinan Al-Azhar. Kunjungannya itu dalam rangka mempercepat proses keberangkatan calon mahasiswa baru (camaba) Indonesia ke Universitas Al-Azhar tahun 2018,

Sebelum menuju Al-Azhar, TGB berkunjung ke KBRI Cairo dan diterima oleh Kuasa Usaha Sementara (KUAI) KBRI, Sonny Sasongko, yang didampingi oleh Atdikbud. Atas nama Ketu OIAA, TGB mengucapkan terima kasih kepada KBRI Cairo atas fasilitasi yang selama ini diberikan dalam proses pendaftaran Camaba, sekaligus memohon bantuan KBRI kembali untuk memfasilitasi proses pendaftaran camaba tahun ini yg jumlahnya hampir dua ribu itu. KUAI pun menyampaikan, bahwa KBRI akan terus membantu dan mengawal proses tersebut, sebab hal itu sudah menjadi tugas KBRI.

Dalam kunjungan yang sangat singkat ini, TGB didampingi Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Cairo, Dr Usman Syihab dan Wakil Sekjen OIAA Indonesia sekaligus koordinator pengurusan Camaba 2018, Dr Willy Octaviano. Di Al-Azhar, TGB dan rombongan diterima dua Wakil Ketua Umum OIAA Pusat, Prof Dr Muhammad Abdel Fadhil el-Qaushi dan Usamah Yasin serta Direktur Eksekutif OIAA, Wael Bakheit di Kantor Pusat OIAA.

Kepada para pimpinan Al-Azhar tersebut, TGB menyampaikan ucapan terima kasih dari seluruh alumni Universitas Al-Azhar yang telah mengabdi di Tanah Air dalam menyebarkan risalah Islam rahmatan lil alamin yang menjadi risalah utama Al-Azhar.

“Kami juga ingin urun rembuk bersama para pimpinan Al-Azhar, perihal kondisi terakhir camaba Al-Azhar asal Indonesia tahun 2018 yang berjumlah hamper 2.000 orang," katanya dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id, Kamis (18/10). 

Pasalnya, kata TGB, paspor mereka sudah berada di Kedubes Mesir di Jakarta sejak lama dan sudah siap berangkat ke Mesir. Hanya saja, keberangkatan mereka sedikit terhambat, mengingat visa belum dapat dikeluarkan oleh Kedutaan Mesir di Jakarta.

Namun, saat ini, persoalan visa sudah terselesaikan. Bahkan, seluruh camaba Al-Azhar asal Indonesia telah diizinkan oleh otoritas Mesir untuk diberi visa. "Jika Pak TGB besok kembali ke Tanah Air, maka visa untuk para camaba tersebut sudah dapat diproses,” ungkap Wael Bakheit pada forum tersebut dengan penuh semangat. 

"Mulai hari ini, seluruh camaba asal Indonesia sudah tidak ada kendala lagi,” imbuhnya, diamini oleh Prof Muhammad Abdel Fadil dan Usamah Yasin.

“Alhamdulillah. Kami sangat senang dengan  berita ini. saya akan sampaikan segera kepada seluruh camaba Indonesia, bahwa mereka tidak lama lagi akan diberangkatkan ke Mesir. Sekali lagi terima kasih atas perhatian Al-Azhar terhadap para Camaba tersebut,” ujar TGB berseri-seri.

Pada pertemuan tersebut dibahas juga kemungkinan dibukanya Pusat Bahasa Al-Azhar di Indonesia sesuai aturan main Al-Azhar Mesir. Hanya saja, permasalahan ini masih perlu kajian dan kesiapan kedua belah pihak. 

Beberapa saat sebelum pertemuan, TGB dan rombongan diundang untuk menghadiri tasyakuran para alumni Pusat Bahasa Al-Azhar. “Saya senang mengundang Anda ke sini. Sebab, secara kebetulan 99 persen peraih prestasi tinggi pada acara ini adalah mahasiswa/i asal Indonesia” ungkap Ir Muhammad Abdul Gaffar, Direktur Eksekutif Pusat Bahasa Al-Azhar.

Setelah pertemuan tersebut, TGB diterima Deputy Grand Imam Syaikh Al-Azhar (GISA), Prof Dr Shaleh Abbas, di ruang kerjanya. “Saya sangat senang bertemu dengan alumni Al-Azhar yang saat ini memimpin OIAA di Indonesia. Saya juga sangat senang mendengar peranan positif yang diberikan oleh para alumni Al-Azhar di Indonesia. Dalam pandangan Al-Azhar, Indonesia adalah negara istimewa, sehingga GISA selalu mewanti-wanti agar kami meperhatikan para mahasiswa asal Indonesia,” sujar Deputy GISA yang baru dilantik beberapa bulan terebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement