Rabu 17 Oct 2018 16:36 WIB

UGM Jadi Tuan Rumah IMO 2018

Mulai 2015 IMO sudah masuk tahap kompetisi internasional.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Konferensi pers gelaran Indonesia International Medical Olympiad (IMO) 2018 di FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (17/10).
Foto: Wahyu Suryana/REPUBLIKA
Konferensi pers gelaran Indonesia International Medical Olympiad (IMO) 2018 di FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Indonesian International Medical Olympiad (IMO) merupakan gelaran tahunan yang digelar untuk mahasiswa-mahasiswa kedokteran Indonesia dan internasional. Tahun ini, Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk kali pertama mendapat kesempatan menjadi tuan rumah.

Perkembangan ekonomi, budaya dan sosial di tengah-tengah globalisasi telah membawa tantangan baru bagi dunia pendidikan tinggi. Dari sana, muncul satu tanggung jawab lebih kepada tenaga kerja unggul.

Utamanya, untuk berkontribusi terhadap penelitian dan peningkatan kapasitas inovatif yang kini bisa menjadi penentu daya saing suatu bangsa. Terutama, dalam ekonomi global yang berbasis pengetahuan.

Dalam konteks dunia kedokteran, keunggulan dalam bidang akademik, keterampilan medis dan koneksi merupakan kualitas yang penting untuk dimiliki calon-calon dokter masa depan.

Menjawab itu, IMO diselenggarakan setiap tahun. Memasuki tahun kesembilan, Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) menggandeng Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM.

FKKMK UGM jadi tuan rumah kompetisi yang berlangsung 16-19 Oktober 2018 itu. Ada enam cabang lomba medis IMO 2018 mulai cardiorespiratory, genitourinary, musculoskeletal, digestive, neuropsychiatry dan infectious diseases.

Ketua Panitia IMO 2018, Kriswahyu Yudo Wirawan mengatakan, IMO 2018 diikuti 594 peserta yang terdiri dari mahasiswa kedokteran Indonesia, Thailand dan Filipina. Mereka terbagi menjadi 297 tim.

"IMO benar-benar lomba yang menilai kualitas mahasiswa kedokteran secara komprehensif dan holistik, tidak hanya teoritik namun juga skill," kata Kriswahyu, Rabu (17/10).

Nantinya, akan ada peserta-peserta yang tereliminasi sejak hari pertama. Semi final dilombakan lewat lomba tulis dan praktik, dan saat final ada semacam presentasi tentang sebuah kasus.

Kriswahyu  menerangkan, peserta-peserta akan diminta menjelaskan bagaimana penyakit bisa diderita manusia, terapi dan pencegahannya. Kompetisi ditutup lomba cerdas cermat.

Sekjen IMSKI, Irfandinata menjelaskan, saat ini organisasi yang menangani BEM Fakultas Kedokteran ada 81 institusi. Sedangkan, IMO sudah diselenggarakan sejak 2010 dan mulai 2015 sudah masuk tahap kompetisi internasional.

Soal dari enam cabang lomba mulai jantung pernafasan, perkemihan, otot dan tulang, pencernaan, saraf dan jiwa, serta penyakit infeksi dihadirkan dengan menggandeng Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI).

"Program dinaungi organisasi netral independen dan diikuti seluruh mahasiswa kedokteran, kami kerja sama dengan AIPKI dengan tujuan menjaga kualitas soal," ujar Irfandinata.

Dosen pendamping dari De La Salle University, Alex Bello menambahkan, ini jadi kali kedua mahasiswa kedokteran De la Salle mengambil bagian di IMO. Bello berharap, mahasiswa-mahasiswanya mampu menampilkan performa terbaik.

"Kami mengikuti kompetisi karena kami tidak hanya bertugas menjalankan visi dan misi kampus, tapi mengaplikasikannya, termasuk mengikuti kompetisi ini," kata Bello.

Senada, dosen pendamping dari Chiang Mai University, Kwanjit Duangsonk menilai ini menjadi ajang yang pas untuk memulai langkah internasional. Karenanya, walau jadi yang pertama, ia optimis mahasiswanya mampu tampik maksimal.

"IMO jadi lomba paling sulit dan menantang dibanding lomba lain, sebab selain pengetahuan juga menguji keterampilan, senang bisa mengikuti kompetisi ini," ujar Mai.

Pelaksanaan IMO diharapkan menjadi wadah bagi mahasiswa kedokteran global untuk terbiasa berkompetisi. Serta, memotivasi mahasiswa kedokteran dalam meningkatkan kapabilitas kompetisi secara profesional.

Selain itu, perhelatan IMO diharapkan mampu mempererat ikatan antarmahasiswa kedokteran baik antaruniversitas maupun anternegara. Serta, memperbarui ilmu pengetahuan mahasiswa kedokteran, utamanya dalam bidang pengobatan kanker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement