Jumat 28 Sep 2018 23:38 WIB

IPB Ajak Mahasiswa Lestarikan Pohon Langka Indonesia

"Mari kita kenali jenis-jenis pohon langka yang ada di daerah masing-masing"

Bunga bangkai (Ammormophalus titanum) dalam pot pertama yang berhasil mekar di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Senin (6/11). Setelah sempat mekar sempurna pada Sabtu malam (4/11), tanaman kini kembali menguncup.
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Bunga bangkai (Ammormophalus titanum) dalam pot pertama yang berhasil mekar di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Senin (6/11). Setelah sempat mekar sempurna pada Sabtu malam (4/11), tanaman kini kembali menguncup.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) ajak mahasiswa ikut menggaungkan gerakan konservasi keanekaragaman hayati pohon langka dengan menggelar talkshow guna meningkatkan wawasan civitas akademika, di Kampus Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/9).

Talkshow ini menghadirkan sejumlah pembicaran di antaranya Direktur SEAMEO Biotrop Dr Irdika Mansyur, Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI Dr Didik Widyatmoko, dan Dosen Konservasi Sumber Daya Hutan, Ekowisata IPB, Haryanto R Putro.

Direktur SEAMEO Biotrop, Dr Irdika Mansyur mengajak mahasiswa IPB mengenal pohon-pohon lokal Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi, tetapi keberadaannya terancam karena eksploitasi yang tidak dibarengi dengan penanaman.

Ia mengatakan, Indonesia mengekspor sawit, cokelat, dan karet, padahal bukan tanaman asli Indonesia. Banyak pohon lokal Indonesia yang keradaannya terancam seperti cendana, kayu gaharu, meranti, dan lainnya.

"Mari kita kenali jenis-jenis pohon langka yang ada di daerah masing-masing. Lindungi dengan melakukan penanaman pohon langkah di wilayah masing-masing," kata Irdika.

Sementara itu, Kepala PKT Kebun Raya LIPI Dr Didik Widyatmoko menjelaskan definisi langka bermaca-macam, sangat dinamis tergantung dari intervensi yang dilakukan oleh manusia. Ada populasi tanaman besar tetapi hanya ada di satu lokasi tertentu juga bisa dikatakan langka. Tetapi ada tanaman yang populasinya ada di mana-mana tetapi jumlahnya sedikit seperti angsana.

"Angsana sangat umum, tapi populasi alaminya sedikit-sedikit, sehingga mudah punah, satu populasi di Indonesia bisa punah," katanya.

Langka juga bisa berdsarkan time frame yang dulunya langka, tetapi setelah dilakukan perbaikan sehingga populasinya meningkat, dan tidak bisa disebut langka. "Langka itu itu sangat dinamis, tergantung intervensi kita," katanya.

Ia menyebutkan, Kebun Raya Bogor telah mengembalikan 12 jenis pohon Indonesia ke alam. Total ada 40 ribu jenis pohon di Indonesia yang belum semua dinventariasi, karena tidak mudah untuk melakukan inventarisasi.

Salah satu kendalanya, banyaknya sinomin nama pohon sehingga meski namanya berbeda-benda, tetapi merujuk pada satu sepesies atau subspesies yang sama. Jenis pohon langka di antaranya Cynometra novo-guineesis yang bibitnya telah disediakan oleh Kebun Raya Bogor.  "Yang jelas ada tiga kategori terancam kepunahan, yakni kritis, genting dan rentan," katanya.

Didik menambahkan, Indonesia miliki banyak modal kekayaan alam, tetapi selama ini yang dibahas hanya kulit luarnya saja. Sehingga melalui taklshow ini membuka wawasan dan membuat pelestarian.

Dosen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata IPB Haryanto R Putro menambahkan, semua civitas akademika IPB pada akhirnya akan memiliki kepentingan dengan konservasi alam. Karena hutan merupakan tempat kehidupan dari berbagai makhluk hidup.

"Kalau kita salah arah, semua makna kehidupan akan berubah. Lindungi pohon, pelajari, eksplorasi manfaatnya ke depan dengan manfaatkan bioteknologi," kata Hanyanto.

Kegiatan talkshow ini merupakan rangkaian dari gerakan konservasi keanekaragaman hayati pohon langka Indonesia yang sebelumnya ditandai dengan penanaman 100 pohon langka di lingkungan kampus IPB Dramaga yang didukung oleh Himpunan Alumni IPB.

Ketua Himpunan Alumni IPB Fathan Kamil, mengatakan, HA IPB menginisiasi penanamn pohon langka sebanyak 100 pohon di Kampus IPB Dragama, dan ditargetkan 1.000 pohon yang disebar di 30 provinsi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement