Kamis 27 Sep 2018 18:02 WIB

Mahasiswa Harus Manfaatkan Teknologi untuk Kemaslahatan

Kendati mengikuti perkembangan teknologi, mahasiswa harus mempunyai 'benteng' kuat.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menyampaikan materi pada Seminar Nasional 'Inovasi Generasi Milenial dengan Karya Nyata Menuju Indonesia Emas 2045' di kampus Unissula, Semarang.
Foto: Dokumen.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menyampaikan materi pada Seminar Nasional 'Inovasi Generasi Milenial dengan Karya Nyata Menuju Indonesia Emas 2045' di kampus Unissula, Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG -- Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah, harus mengikuti perkembangan teknologi digital dan memanfaatkannya bagi kemaslahatan bersama. Tak terkecuali dalam memanfaatkan sosial media.

Kendati begitu, pemanfaatan teknologi digital dan sosial media ini jangan menjadikan mahasiswa mudah terhasut apalagi menjadi penyebar informasi yang tak bisa dipertanggungjawabkan (hoaks).

Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat menjadi pembicara pada Seminar Seminar Nasional bertema ‘Inovasi Generasi Milenial dengan Karya Nyata Menuju Indonesia Emas 2045’, di kampus Unissula, Kamis (27/9).

Dalam seminar yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM-PT) Unissula ini, Ganjar menegaskan, generasi milenial harus melek dan bisa mengikuti perkembangan teknologi.

Namun ia mengingatkan agar mahasiswa tetap memegang teguh filosofi masyarakat Jawa ‘ngeli ning ojo keli’ atau yang bermakna mengikuti arus tapi jangan sampai hanyut.

Jadi kendati mengikuti perkembangan teknologi, mahasiswa harus tetap mempunyai 'benteng' yang kuat. “Benteng kuat ini adalah iman, ideologi, maupun rasa perikemanusiaan,” tegasnya.

Pada bagian lain, gubernur juga mengingatan, mahasiswa generasi milenial untuk giat membaca. Selain itu ia juga memberikan tips agar mahasiswa dapat menyiapkan diri untuk bersaing secara global.

Bagaimana mahasiswa menyiapkan diri, maka harus giat membaca. Yang tak kalah penting adalah menyiapkan diri menjadi pembeda, dalam hal ini memiliki keahlian yang spesifik.

Gubernur mencontohkan mahasiswa kedokteran. Menjadi dokter umum saja tidak cukup. Harus sampai spesialis, dan kalau perlu menjadi super spesialis di bidang tertentu.

Pun demikian lulus menjadi insinyur saja tidak cukup dan harus lebih spesifik ke teknologi tertentu. “Sehingga keahlian tersebut bisa ditawarkan memecahkan permasalahan di tengah masyarakat,” ujarnya.

Terpisah, Rektor Unissula, Ir Prabowo Setiyawan, mengatakan penting bagi mahasiswa Unissula untuk menjadi bagian dari pembawa perubahan bangsa ke arah yang lebih baik.

Caranya dengan mengamalkan ilmu pengetahuan yang dikuasai dan mengimplementasikannya untuk kemaslahatan umat, dalam hal ini bangsa Indonesia ke depan.

“Hal ini akan dapat dilakukan jika mahasiswa senantiasa menjaga keseimbangan penguasaan ilmu pengetahuan teknologi (iptek), keahlian serta landasan iman dan akhlak yang sesuai dengan nilai- nilai Islam,” katanya.  

Turut dihadir sebagai pemateri dalam seminar ini, antara lain Kepala Bidang Pengkajian MPR RI, Bambang Sadono, serta Wakil Rektor III Unissula, Muhammad Qomaruddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement