Rabu 26 Sep 2018 18:26 WIB

Rektor UII Minta Elemennya tidak Terjebak Materialisme

Yang perlu dilakukan tidak lain berimajinasi dengan tiga titik fokus.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid, saat membuka Rapat Kerja UII Tahun 2018 di Royal Ambarrukomo.
Foto: Dokumen.
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid, saat membuka Rapat Kerja UII Tahun 2018 di Royal Ambarrukomo.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Fathul Wahid, membuka Rapat Kerja UII Tahun 2018. Dalam sambutan pembukanya, ia mengajak seluruh elemen UII meningkatkan jabatan akademik untuk mengembangkan ilmu.

"Meningkatkan jabatan akademik dengan tujuan yang lain menjadi hal yang materialistik, terjebak pada paham materialisme bukan intelektualisme," kata Fathul, di Royal Ambarrukmo.

Rapat Kerja UII Tahun 2018  mengangkat tema Digitalisasi Universitas, Menguatkan Nilai, Menjulangkan Inovasi, Melebatkan Manfaat. Fathul turut menilik pemikiran Benedict Anderson dalam buku Imagined Communities.

Fathul membayangkan, UII ke depan bisa diterjemahkan dalam bahasa yang sama,  kalau perlu dalam tulisan. Sehingga, semua orang bisa mengakses, semua orang bisa mengkritisi, dan semua orang bisa mengembangkannya.

Yang perlu dilakukan tidak lain berimajinasi dengan tiga titik fokus. Pertama, masa kini yang terekstensi adalah yang dilakukan hari ini bisa jadi sudah mencangkok masa depan.

Artinya, lanjut Fathul, pada saatnya nanti ada manifestasi yang lebih jelas lagi. Kedua, adalah masa depan yang dikenang, yang membayangkan UII ke depan seperti apa.

Misalnya, pengembangan diri seperti meningkatkan jabatan akademik untuk mengembangkan ilmu, seperti yang disebutkan di awal. Dan, terakhir, masa depan yang tidak terbayangkan.

"Visi kita UII masuk pada kategori ini, di mana belum ada konseptualisasi yang utuh," ujar Fathul.

Ia berpendapat, perusahaan mampu berumur panjang karena fokus untuk selalu merawat jati dirinya. Karenanya, ia meminta semua elemen mampu merawat jati diri, dan melihat ke depan dengan tetap menjaga nilai-nilai UII.

Selain itu, ia mengaku akan mengembangkan satu tradisi. Yaitu, membiasakan menuliskan ide, bertanggung jawab dengan ide yang secara konseptual bisa dikembangkan, agar lebih detail dan bisa dipertanggungjawabkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement