Kamis 23 Aug 2018 17:56 WIB

'Cegah Radikalisme tanpa Bungkam Sikap Kritis Mahasiswa'

Pencegahan radikalisme bukan berarti membatasi pemikiran dan sikap kritis mahasiswa

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Deklarasi Antiradikalisme yang diikuti puluhan Perguruan Tinggi di Jawa Barat, yang didikuti oleh para pejabat, rektor, dan mahasiswa, di Graha Sanusi Kampus Unpad, Kota Bandung, Jumat (14/7).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Deklarasi Antiradikalisme yang diikuti puluhan Perguruan Tinggi di Jawa Barat, yang didikuti oleh para pejabat, rektor, dan mahasiswa, di Graha Sanusi Kampus Unpad, Kota Bandung, Jumat (14/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Prof Suparji Ahmad menyatakan, upaya mencegah radikalisme di lingkungan kampus bukan berarti membatasi pemikiran dan sikap kritis mahasiswa. Sebaliknya, pihak kampus harus berupaya untuk meningkatkan pemberdayaan mahasiswa pada hal-hal yang kritis dan konstruktif.

Banyak hal positif yang bisa dilakukan untuk mendorong mahasiswa berpikir kritis. Misalnya, dikatakan Suparji, melalui diskusi atau dialog-dialog aktif dengan membahas tantangan dan permasalahan kemanusiaan, tantangan kerja, dinamika lokal, nasional dan global.

"Lalu pandu dan kawal konstruksi berpikir mahasiswa sesuai potensinya," jelas Suparji saat dihubungi Republika, Kamis (23/8).

(Baca: Cegah Radikalisme, Kampus Diminta Terus Dampingi Mahasiswa)

Di sisi lain, kata dia, sebenarnya pemerintah memiliki tugas yang cukup urgen untuk memperjelas penafsiran radikalisme kepada mahasiswa. Jangan sampai, mahasiswa masih memiliki penafsiran yang subyektif terkait radikalisme.

"Identifikasi apa substansi radikalisme, sehingga semua paham hal tersebut sebagai suatu kesalahan. Jangan subyektif yang kemudian menyebabkan mahasiswa menjadi lembek," kata dia.

Suparji juga menyarankan agar pemerintah memberikan kepercayaan penuh kepada perguruan tinggi dalam upaya mencegah radikalisme. Namun pemerintah tetap mendampingi, dan melakukan langkah tegas jika memang ada indikasi kuat adanya radikalisme atau bahkan terorisme di kampus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement