Jumat 17 Aug 2018 13:45 WIB

Mahasiswa UMM Kembangkan Aplikasi Beneko Permudah Belajar

Dilengkapi video pembelajaran, e-book, hingga fasilitas chat.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Smartphone. Ilustrasi
Foto: Reuters
Smartphone. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan Beneko untuk mempermudah proses belajar. Inovasi ini dibuat mahasiswa Program Studi (Prodi) Civic Hukum (PPKn), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UMM, Naufal Muhammad Kautsar.

Naufal mengatakan, terdapat makna tersendiri dari aplikasi yang dinamakan Beneko ini. "Ini singkatan dari nama para anggota tim yakni Ibnu Choirin Tafsirudin (Iben), Naufal Muhammad Kautsar (Naufal) dan Eko Prasetyo Utomo (Eko)," ujar Naufal.

Menurut Naufal, aplikasi ini memiliki berbagai fitur penunjang yang dapat membantu para pelajar. Beberapa di antaranya video pembelajaran, e-book hingga fasilitas chat yang bisa digunakan untuk berdiskusi ketika menemui kesulitan belajar. Hingga saat ini, dia melanjutkan, aplikasi masih dalam proses penyempurnaan agar bisa lebih mudah dipakai di semua jenis telepon pintar.

Meskipun Naufal merupakan mahasiswa Prodi Civic Hukum (PPKn), aplikasi belajar ini tidak hanya memuat pelajaran PPKn. Pelajaran lain seperti biologi dan bahasa Inggris juga dapat diakses di aplikasi ini.

"Siap diluncurkan ke publik, rencananya aplikasi belajar Beneko dapat digunakan oleh masyarakat umum mulai bulan Agustus ini," terang Naufal melalui keterangan resmi yang diterima Republika, Jumat (17/8).

Dosen Civic Hukum UMM, Nurul Zuriah menyampaikan, pihaknya tidak berhenti selalu mendorong mahasiswanya untuk bisa menciptakan berbagai inovasi, termasuk dengan hadirnya aplikasi ini. Perubahan zaman membuatnya berpikir agar memperbanyak inovasi khususnya tentang model pembelajaran.

Dengan adanya aplikasi Beneko yang dikembangkan oleh mahasiswanya, Nurul mengaku bangga usahanya untuk memancing mahasiswa melakukan inovasi dapat terus terwujud. Ia pun berharap, lahirnya berbagai inovasi pembelajaran tidak hanya berhenti sampai di sini saja. Ia mengajak seluruh masyarakat yang peduli dengan model pembelajaran, terus berusaha menciptakan kreasi yang sesuai dengan perkembangan jaman.

"Kita harus berfikir futuristik, mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan tantangan masa depan yang akan kita hadapi," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement