Senin 06 Aug 2018 18:48 WIB

Inovasi Pertanian Mahasiswa Amikom Juara Asia Pasifik

Simbah Digital Farmer membantu memecahkan masalah pertanian.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Mujiyanto, mahasiswa MTI Universitas Amikom Yogyakarta dan pencipta aplikasi Simbah Digital Farmer.  Karyanya sukses menjadi juara satu Asia-Pacific Youth Leadership.
Foto: amikom
Mujiyanto, mahasiswa MTI Universitas Amikom Yogyakarta dan pencipta aplikasi Simbah Digital Farmer. Karyanya sukses menjadi juara satu Asia-Pacific Youth Leadership.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta kembali menunjukkan taji di kompetisi internasional. Kali ini, inovasi bernama Simbah Digital Farmer sukses menjadi juara satu Asia-Pacific Youth Leadership, Innovation and Entrepreneurship SDGs Startup Awards di Beijing.

Simbah Digital Farmer merupakan inovasi ciptaan Mujiyanto, mahasiswa MTI Universitas Amikom Yogyakarta. Mujiyanto berhasil menyisihkan mahasiswa-mahasiswa dari seluruh negara perwakilan UNDP di Asia dan Pasifik.

Agenda sendiri diselenggarakan United Nations Development Programme (UNDP). Itu merupakan organisasi khusus yang dibentuk Persekutuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membantu meningkatkan pembangunan negara-negara berkembang.

Tim Fishgator Amikom Raih Medali Emas di Korea

Simbah Digital Farmer merupakan inovasi yang membantu memecahkan masalah pertanian. Pemecahan masalah memakai Natural Language Processing (NLP) dan Artificial Intelligence (AI).

Petani cukup mengambil gambar penyakit tanaman, dan aplikasi Simbah akan langsung memberikan diagnosis dan langkah-langkah mengobati penyakit itu. Bahkan, petani bisa bertanya apapaun dan aplikasi Simbah akan menjawabnya.

photo
Mujiyanto, mahasiswa MTI Universitas Amikom Yogyakarta dan pencipta aplikasi Simbah Digital Farmer. Karyanya sukses menjadi juara satu Asia-Pacific Youth Leadership.

"Sehingga, memudahkan petani yang kebanyakan orang tua untuk bertanya seputar pertanian," kata Mujiyanto yang merupakan CEO Second Vision Corp.

Ia mengatakan, pembuatan Simbah memang didedikasikan kepada petani-petani di Indonesia. Nantinya, lanjut Mujiyanto, petani dapat mengajukan pertanyaan menggunakan Simbah dengan memanfaatkan sistem suara.

Pesan berupa rekaman suara yang ada akan dikonversi menjadi bentuk teks. Setelah itu, teks yang merupakan pertanyaan akan dilanjutkan ke sistem untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dibutuhkan petani.

"Visi ke depan Simbah menjadi sebuah aplikasi artificial intelligence atau kecerdasan buatan pertama di Indonesia, bahkan di dunia, di mana nantinya aplikasi Simbah akan dapat menjawab secara otomatis pertanyaan-pertanyaan petani," ujar Mujiyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement