Senin 06 Aug 2018 14:12 WIB

Mahasiswa Dilatih Penanganan Ibu Hamil Saat Bencana

INSS ke-5 ini diikuti oleh 120 peserta dari dalam negeri maupun mancanegara.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Yusuf Assidiq
Pelatihan penanganan ibu hamil saat bencana.
Foto: Dokumen.
Pelatihan penanganan ibu hamil saat bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Program Studi (Prodi) Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali melaksanakan International Nursing Summer School (INSS) untuk kelima kalinya. Kegiatan yang dilaksanakan mulai dari 6 sampai 19 Agustus 2018 bertempat di Camping Ground Candi Prambanan mengambil tema Maternity Care In Disaster Management.

Ketua Divisi Acara INSS, Miranti Primadani, menjelaskan tema yang diambil pada tahun ini berbeda dari agenda yang sudah pernah dilaksanakan pada beberapa edisi sebelumnya. “Tahun ini kami mengambil tema tentang manajemen bencana bagi orang yang memiliki populasi rentan seperti ibu hamil,” ujarnya, Senin (6/8)

Miranti menambahkan alasan diambilnya tema tersebut karena penanganan ibu hamil ketika terjadi bencana sangat berbeda. Apabila tidak ditangani dengan benar, maka regu penolong tidak bisa menyelamatkan dua nyawa, sang ibu dan bayi yang sedang dikandungnya.

Untuk itu, materi yang diberikan kepada para peserta berupa diskusi dan simulasi teknik pertolongan pertama yang diperuntukan bagi wanita yang sedang mengandung, seperti pembidaian pada patah tulang, teknik menggotong ibu hamil dalam keadaan darurat, pemberian nafas buatan yang disebut dengan cardiopulmonary resuscitation (CPR), dan evakuasi korban pada medan curam menggunakan teknik repling.

INSS ke-5 ini diikuti oleh 120 peserta yang berasal dari dalam negeri maupun mancanegara. Malaysia, Filipina dan, Thailand merupakan peserta mancanegara yang mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Prodi Ilmu Keperawatan UMY.

Salah satu peserta yang berasal dari Mindano State University Filipina, Neil Martin, sangat mengapresiasi dan kagum terhadap kegiatan ini. “Saya sangat antusias dalam mengikuti semua rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh panitia. Semua materiyang  disampaikan oleh para narasumber sangat rinci dan mendetail, sehingga saya bisa dengan mudah memahami materi yang disampaikan,” kata dia.

Kemudian, Neil yang menjabat sebagai kepala Bidang Kemahasiswaan di universitasnya merasa bahwa tema yang diambil sangat menarik, karena pada pelatihan penenganan bencana pada ummumnya hanya dibahas secara umum. Oleh karena itu, materi yang ia dapatkan di pelatihan ini akan disebarkan ketika ia kembali ke negara asalnya.

Semua materi yang disampaikan di INSS selalu menghadirkan narasumber yang mumpuni di bidang pertolongan bencana seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan diskusi perihal Emergency Medical Team oleh pembicara asal Malaysia.

Kepala Seksi Logistik dan Pengobatan BNPB Daerah Istimewa Yogyakarta, Enaryaka, sangat mendukung dilaksankannya INSS. “Kita tidak bisa mengetahui kapan akan datangnya suatu bencana. Oleh karena itu, kita diharuskan untuk siap sedia kapan pun untuk melakukan pertolongan bencana. Pelatihan seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh regu – regu penyelamat di mana pun. Jadi saya sangat bersyukur UMY mengadakan acara yang sangat bagus,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement