Kamis 26 Jul 2018 14:15 WIB

Menristekdikti Geram Ospek Unsrat Diwarnai Tindakan Asusila

Ospek tidak diwarnai praktik kekerasan, perundungan, penghinaan dan hal negatif

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Universitas Sam Ratulangi
Universitas Sam Ratulangi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengimbau agar pelaksanaan orientasi studi dan pelaksanaan kampus (Ospek) tahun ajaran 2018/2019 tidak diwarnai praktik kekerasan, perundungan, penghinaan dan hal negatif lainnya. Ospek, kata dia, harus mengedepankan proses kreatif dan edukatif.

"Tidak boleh ada kekerasan, bully, dan semua yang menyangkut hak seseorang. Semua itu sudah ketentuannya," kata Nasir di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Kamis (26/7).

Terkait munculnya video viral ospek di duga terjadi di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado yang mengarah pada tindakan asusila, dia mengaku geram dan menegaskan rektor harus bertanggung jawab. Karena pelaksanaan ospek adalah tanggung jawab rektor.

Sehingga, meskipun mahasiswa terlibat banyak dalam pelaksanaan ospek, rektor tetap harus mengawasi dan memastikan pelaksanaan ospek tidak diwarnai kekerasan, pelecehan dan lainnya.

"Ospek di kampus itu adalah tanggung jawab rektor. Mahasiswa dilibatkan rektor yang tanggung jawab," tegas Nasir.

Beberapa hari ini viral video ospek di duga di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Manado. Karena dalam unggahan video yang berdurasi hanya 15 detik itu mengarah pada tindakan asusila.

Pada video itu memperlihatkan barisan para mahasiswa baru dengan mengenakan kaos berwarna merah yang sedang berbaring di lantai dengan kepala berada di sekitar alat vital masing-masing mahasiswa baru sambil digerak-gerakan. Video yang diduga direkam oleh mahasiswa yang merupakan salah seorang panitia itu mendadak viral di sosial media.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement