Senin 16 Jul 2018 18:52 WIB

Jenjang Juara KRI ke Kontes Robot Internasional Belum Jelas

Tim Robotik Unissula meraih juara I di nomor Kontes Robot Sepakbola Beroda.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Ajang KRI 2018 di UMY.
Foto: Nico Kurnia Jati.
Ajang KRI 2018 di UMY.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Fakultas Teknologi Industri Universitas Sultan Agung (FTI-Unissula) Semarang, Jawa Tengah berharap, jenjang prestasi Kontes Robot Indonesia (KRI) tingkat nasional 2018 dapat terfasilitasi untuk mengikuti kontes robotik di level yang lebih tinggi.

Hal ini sebagai bentuk apresiasi sekaligus sebagai pengakuan atas prestasi yang telah diukir para peserta KRI, agar dapat membuktikan karya mereka di mata internasional.

Hal ini ditegaskan oleh Dekan FTI Unissula, Dr Hj Sri Arttini, saat menggelar jumpa pers bersama Tim Robotik Unissula yang baru saja menggondol juara I di nomor Kontes Robot Sepakbola Beroda Indonesia (KRSBI) pada KRI 2018 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), di ruang kerjanya, Senin (16/7).

Menurut Sri Arttini, jenjang kontes robotik di tingkat internasional pernah mengharumkan nama Indonesia serta Unissula, tepatnya pada April 2016 lalu.

Saat itu, Tim Robotik Unissula Semarang menjadi juara umum pada ajang Trinity College International Fire Fighting Home Robot Contest, yang dilaksanakan di Connecticut, AS.

Usai KRI 2018 di UMY ini, lanjutnya, belum ada jenjang kompetisi lanjutan yang memberikan ruang bagi para juara KRI untuk bisa berprestasi pada kontes robotik, di level yang lebih tinggi.

Sri Arttini mengaku selalu berkonsultasi dengan Kementerian Riset teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) terkait hal itu. Namun memang saat ini belum ada informasi terkait dengan ajang kontes robotik internasional yang bisa dijadikan sebagai pembinaan jenjang prestasi yang lebih tinggi.

Satu-satunya peluang yang masih mungkin bisa dimanfaatkan untuk ini adalah ajang Federation of International Robot-soccer Asosiation (FIRA) di level Asia. Hanya saja informasi detil perihal ini masih terus digali.

“Karena informasi yang kami terima, untuk ajang FIRA ini hanya untuk kompetisi robot Humaniod atau robot yang penampilannya dibentuk berdasarkan anatomi tubuh manusia. Sementara robot Unissula ini merupakan robot beroda,” tegasnya.

Sementara itu, keberhasilan robot URT-ROSO (Unisulla Robotik Team- Robo Soccer) menjuarai KRI pada KRSBI sangat disyukuri. Karena URT-ROSO sebelumnya merupakan robot yang tidak diunggulkan.

Ketua Tim KRSBI Unissula, Junido Ardalli mengakui, pada KRI Region III, di Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), URT-ROSO bukan yang terbaik. “Apalagi lawan yang dihadapi adalah robot IRIS karya mahasiswa Institut Teknologi Surabaya (IRS),” katanya.

Hal ini diamini oleh pembimbing Tim Robotik Unissula, Bustanul Arifin. Menurutnya kecanggihan robot IRS berada di atas URT-ROSO. Robot tersebut sudah menggunakan kamera 360 derajat, sedangkan URT-ROSO masih menggunakan kamera wide satu sudut ke depan.

Namun URT-ROSO yang berhasil membungkam IRIS dengan skor 3-1 di pertandingan puncak. “Alhamdulillah, semangat anak-anak sangat bagus dan tentu ini berkat doa seluruh keluarga besar Unissula,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement