Jumat 13 Jul 2018 06:29 WIB

Kontes Robot Indonesia 2018 Resmi Dibuka

KRI diharapkan memberikan kontribusi positif dalam membangun Indonesia.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Esthi Maharani
Ketua Panita Pelaksana Kontes Robot Indonesia (KRI) 2018, Sri Atmaja P Rosyidi, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Hilman Latief  dan Ketua Dewan Juri KRI 2018, Wahidin Wahab saat pemaparan terkait kegiatan KRI dalam konferensi pers di UMY pada Senin (9/7).
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Ketua Panita Pelaksana Kontes Robot Indonesia (KRI) 2018, Sri Atmaja P Rosyidi, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Hilman Latief dan Ketua Dewan Juri KRI 2018, Wahidin Wahab saat pemaparan terkait kegiatan KRI dalam konferensi pers di UMY pada Senin (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Kontes Robot Indonesia (KRI) 2018 yang akan memperlombakan robot dari 91 tim resmi dibuka pada hari Kamis (12/7) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Acara tersebut diharapkan akan menjadi media untuk mengeksploitasi karya cipta robotika yang sarat teknologi sebagai ajang untuk menunjukkan kemajuan robotika di Indonesia.

Ini sekaligus menjadi usaha dalam menjawab tantangan yang muncul seiring dengan masuknya Indonesia dalam revolusi industri yang keempat. Seiring dengan arus modernisasi di berbagai lini kehidupan, perkembangan teknologi menuntut untuk adanya kemajuan kreatifitas, salah satunya adalah dalam bidang robotika.

"Proses pemikiran kreatif ini yang kemudian mendorong mahasiswa untuk berkompetisi dalam KRI 2018. Ini juga yang mendorong para ahli robotika untuk mengembangkan teknologi robot yang dapat mempermudah dan memajukan kehidupan manusia. Selain kompetisi, KRI harus menjadi sarana pembelajaran bagi setiap orang yang terlibat di dalamnya untuk memajukan pendidikan di Indonesia," kata Didik Purwadi yang bertindak sebagai perwakilan dari Gubernur DIY.

(Baca: Kontes Robot Indonesia Siap Manjakan Penonton)

Ia pun berharap agar KRI tidak hanya menjadi ajang mencari kemenangan namun juga berlomba untuk memberikan kontribusi positif dalam membangun Indonesia. Menurutnya, perkembangan robotika di Indonesia sebagai bagian dari kemajuan teknologi juga harus diiringi dengan mendukung aspek lainnya. Seperti aspek sosial dan ekonomi dari masyarakat yang akan menerima kemajuan teknologi ini.

“Misal bagaimana memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa robot tidak akan menggusur kehidupan mereka, namun memberikan peluang baru untuk berkontribusi. Sesuai dengan peranan teknologi yang bertujuan untuk memberikan manfaat dan kebaikan bagi manusia," ujar Didik.

Hal serupa juga dinyatakan oleh Didin Wahidin yang mengungkapkan agar KRI harus menjadi agenda pengembangan pengetahuan dan pembelajaran, baik untuk teknologi juga karakter. Ia menilai, mahasiswa harus memiliki karakter mulia yang dapat dijadikan sebagai pedomannya.

Karena di balik kemajuan teknologi dan kesuksesan lainnya harus ada karakter berpekerti sebagai nahkodanya, sesuai dengan budaya dan identitas Indonesia yang bertujuan membentuk manusia paripurna berakhlak mulia.

“KRI ini juga menjadi pembelajaran bagi para pesertanya untuk melakukan komunikasi dan kerjasama baik dengan rekan satu timnya maupun membentuk network dengan tim lainnya," jelas Didin.

Ia pun menilai, karakter yang sesuai dengan identitas Indonesia ini akan membantu mahasiswa untuk memiliki kesadaran global, terlebih untuk pemenang KRI 2018 yang akan menjadi wakil Indonesia dalam ajang kontes robot internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement