Selasa 03 Jul 2018 19:12 WIB

Indonesia Tuan Rumah Konferensi Internasional ICES

Konferensi fokus mempersiapkan sumber daya manusia siap bersaing di pasar industri.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
UII
UII

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- The International Cooperation for Education about Standardization (ICES) kembali digelar. Memasuki tahun kedua, kali ini Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Diponegoro (Undip) dan Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang jadi tuan rumahnya.

Konferensi internasional ICES dan World Standard Cooperation (WSC) Academic Day 2018 fokus mempersiapkan sumber daya manusia siap bersaing di pasar industri. Utamanya, melalui pembelajaran jarak jauh dengan pintas MOOC.

Sistem yang merupakan kepanjangan dari Massive Open Online Course itu banyak dikenal dengan istilah daring (online). Pembelajaran yang lebih inovatif ini diharapkan mampu mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia menuju era Revolusi Industri 4.0.

Chairman ICES 2018 dan Direktur Kerja Sama Riset Universitas Diponegoro (Undip), Bambang Purwanggono mengatakan, konferensi diikuti pakar-pakar dan akademisi dari 11 negara-negara Asia, Eropa dan AS. Tidak kurang 120 praktisi hadir.

Ia menekankan, konferensi ini digelar demi meningkatkan kesadaran tentang pentingnya standar lewat standarisasi. Karenanya, tidak cuma UII dan Undip, konferensi membahas paper dari perguruan-perguruan tinggi Indonesia.

"Kami meyakini, standar itu suatu keharusan, dan harus dimulai dari dunia pendidikan, mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi," kata Bambang di Eastpark Hotel Yogyakarta, Selasa (3/7).

Bambang menegaskan, konferensi ini memiliki harapan membuka mata masyarakat karena standar dan kualitas merupakan dua sisi koin yang tidak bisa dipisahkan. Perguruan tinggi, jadi elemen pertama yang akan memulai gema kesadaran tersebut.

Rektor UII, Fathul Wahid menilai, gelaran kali ini unik karena dibarengi 5th Annual Conference on Industrial and System Engineering (ACISE). Temanya, Strengthening Industry and Engineering, Science, and Management Education Through Standardization Learning.

Fathul berpendapat, gelaran yang berlangsung 3-5 Juli 2018 itu dihelat lantaran pendidikan standar memang harus dimulai sedini mungkin. Tujuannya, supaya lahir kesadaran, memberikan pengetahuan dan mampu menularkan pemahamannya.

"Berharap ini menjadi awal yang baik, terutama dalam mendidik tentang standarisasi di kalangan pendidikan tinggi, supaya gerakannya masif, biar kadar dan dampaknya lebih besar lagi," ujar Fathul.

Saat ini, BSN sendiri sudah melakukan kerja sama dengan 51 perguruan tinggi, untuk 19 di antaranya mengembangkan pendidikan standarisasi. Serta, mendorong laboratorium di perguruan tinggi diakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Hingga saat ini, terdapat 51 laboratorium perguruan tinggi yang telah diakreditasi KAN yang enam di antaranya ada di DIY. Penyelenggaraan ICES 2018 ini diharapkan jadi teladan memasyarakatkan standarisasi di kalangan masyarakat luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement