Senin 02 Jul 2018 04:49 WIB

Indonesia Sediakan Beasiswa Penerbang Bagi Pemuda Palestina

Pendaftaran program beasiswa penerbang tersebut dibuka hingga 31 Juli 2018.

Warga Tepi Barat Palestina menaiki tangga untuk menlintasi tembok pemisah yang dipasang Israel untuk shalat jumat di Kompleks Al Aqsa, Jumat (8/6). Mereka dilarang memasuki Yerusalem berdasar batas umur minimal yang boleh memasuki Al Aqsa.
Foto: Mohamad Torokman/Reuters
Warga Tepi Barat Palestina menaiki tangga untuk menlintasi tembok pemisah yang dipasang Israel untuk shalat jumat di Kompleks Al Aqsa, Jumat (8/6). Mereka dilarang memasuki Yerusalem berdasar batas umur minimal yang boleh memasuki Al Aqsa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menyediakan 10 beasiswa bagi pemuda Palestina untuk menjadi penerbang yang disediakan Sekolah Penerbang Perkasa. Anak muda Palestina yang mempunyai bakat dan minat di bidang ini dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.

Jika lulus, mereka dapat berkarier sebagai pilot komersial dan akhirnya bisa membantu ekonomi keluarganya. "Harapan saya, program pelatihan pilot ini dapat berjalan sesegera mungkin,” kata Fungsi Politik Palestina pada Kedutaan Besar RI di Amman, Jordania, Nico Adam, melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Ahad (1/7).

Pendiri dan CEO Sekolah Penerbangan Perkasa, Septo Adjie Sudiro, berharap beasiswa ini dapat membantu rakyat Palestina. “Mudah-mudahan dukungan yang kecil ini bisa meringankan sebagian penderitaan mereka," kata dia. 

Pendaftaran program beasiswa penerbang tersebut dibuka hingga 31 Juli 2018. Selain itu, proses seleksi akan dilakukan bekerja sama dengan KBRI Amman.

Menurut Septo, informasi mengenai peluang beasiswa penerbang tersebut telah disebarkan kepada masyarakat Palestina yang berada di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan mereka yang tinggal di pengungsian.

"Mereka akan dididik mulai dari tingkat dasar sampai menjadi pilot komersial yang siap bekerja atau 'from Zero to Hero'. Dan pada saatnya mereka akan disalurkan untuk bekerja di maskapai penerbangan di Indonesia ataupun maskapai internasional," kata Septo.

Duta Besar RI untuk Jordania, Andy Rachmianto, menyambut baik pelaksanaan program beasiswa penerbang tersebut. Ia juga menghargai semangat masyarakat Indonesia untuk membantu warga Palestina.

"Kita yang berada langsung di wilayah perbatasan dengan Palestina, yang setiap hari membaca, mendengar, dan menyaksikan kekerasan dan penindasan yang dialami oleh rakyat Palestina, ikut merasakan penderitaan dan kesulitan yang mereka hadapi," ujar Andy.

Karena itu, lanjut dia, Pemerintah Indonesia sangat menghargai setiap gagasan dan langkah positif yang diambil oleh individu atau lembaga yang turut membantu program-program bantuan yang nyata bagi warga Palestina. Andy menambahkan Indonesia akan terus berada di garis terdepan dalam mendukung Palestina.

"Kita tidak hanya mendukung Palestina dalam meraih kemerdekaan, tapi juga dalam pembangunan bangsa. Sejak terpilih sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020, Indonesia menempatkan Palestina menjadi isu prioritas," kata dia.

Sejak 2008, Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan pengembangan kapasitas kepada lebih dari 1.800 warga Palestina. Pengembangan kapasitas dilakukan melalui 158 kegiatan senilai lebih dari 10 juta dolar AS. 

Program beasiswa yang disediakan oleh Sekolah Penerbang Perkasa diharapkan dapat diikuti oleh individu dan lembaga-lembaga lainnya di Indonesia guna mempersiapkan Palestina sebagai bangsa yang mandiri dan merdeka. Indonesia telah menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung dan membantu Palestina pada Konferensi Negara-negara Asia Timur Untuk Palestina atau Conference among East Asian Countries for Palestinian (CEAPAD III) di Bangkok, Thailand pada 26-27 Juni 2018.

Pertemuan tersebut telah menghasilkan pernyataan bersama yang berisi keprihatinan mendalam atas perkembangan situasi di Palestina. Selain itu, serta komitmen untuk memperkuat koordinasi anta negara anggota guna meningkatkan efektifitas bantuan pembangunan bagi Palestina.

Dalam pertemuan tiga tahunan itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan komitmen RI dalam Rencana Aktivitas Tiga Tahun CEAPAD 2019-2021 untuk membantu Palestina sebesar dua juta dolar AS. Dana ini disalurkan bentuk program pembangunan kapasitas.

Program itu, antara lain di bidang pengairan, pertanian, pembangunan ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi, pelatihan Interpol, dan pemberian beasiswa untuk berbagai tingkat pendidikan di perguruan tinggi, termasuk beasiswa untuk menjadi penerbang komersial. 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement