Senin 11 Jun 2018 22:36 WIB

Bahas Teknologi 4.0, BSI Bogor Hadirkan Indra Uno

dalam menghadapi era digital saat ini perguruan tinggi memiliki dua peran penting.

Rep: Irwan Kelana/ Red: Agung Sasongko
Dr. Indra Cahya Uno saat menjadi pembicara di Seminar BSI Digination yang diselenggarakan di Bina Sarana Informatika (BSI) kampus Bogor yang bertajuk ‘Kesiapan Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Dalam Menghadapi Era Digital & Revolusi Teknologi 4.0’ di aula AMIK BSI Bogor, Senin (4/6).
Foto: istimewa
Dr. Indra Cahya Uno saat menjadi pembicara di Seminar BSI Digination yang diselenggarakan di Bina Sarana Informatika (BSI) kampus Bogor yang bertajuk ‘Kesiapan Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Dalam Menghadapi Era Digital & Revolusi Teknologi 4.0’ di aula AMIK BSI Bogor, Senin (4/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perguruan Tinggi Bina Sarana Informatika (BSI) kampus Bogor menggelar seminar nasional yang bertajuk ‘Kesiapan Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Dalam Menghadapi Era Digital & Revolusi Teknologi 4.0’ di aula AMIK BSI Bogor, Senin (4/6).

Seminar kali ini menghadirkan narasumber Dr. Indra Cahya Uno, Ketua Forum Akademisi Indonesia, serta Niken Ayu Lativani Puteri Indonesia Inetelgensia 2016. Selain itu, dua pembicara lainnya seperti Dr. Mochamad Wayudi, Pakar IT serta Agung Sr, Former COO Dunia Halal, CEO Master Class.

Direktur BSI Naba Aji Notoseputro mengatakan, seminar ini merupakan salah satu upaya BSI dalam memberikan pemahaman dan merubah pola pikir mahasiswa BSI dalam menghadapi era digital dan revolusi teknologi 4.0.

“Menghadirkan narasumber yang kompeten pada bidangnya, memberikan pengetahuan maupun merubah pola pikir mahasiswa dalam mempersiapkan segala perubahan-perubahan yang terjadi di era digital dan revolusi teknologi 4.0 yang saat ini sedang terjadi,” kata Naba dalam siaran persnya, Senin (11/6).

Sementara Indra Uno menyampaikan, bahwa dalam menghadapi era digital saat ini perguruan tinggi memiliki dua peran penting. Pertama, bagaimana perguruan tinggi mampu menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi yang baik dan siap dipakai oleh industri. Dan kedua, siap mencipatakan lulusan yang mampu mengikuti pasar dan mendefinisikan pasar.

“Saya melihat BSI merupakan perguruan tinggi yang inovatif dan mampu menjadi bagian yang mendefinisikan. Sehingga mampu menjadi market leader atau yang paling depan,” kata Indra.

Indra menambahkan, perguruan tinggi bukan hanya menyiapkan tenaga yang siap kerja atau menjadi wirausahawan. Tetapi juga, menyiapkan dan bermitra dengan pembuat kebijakan. Sehingga mampu melakukan penelitian pasar serta kebijakan yang nantinya dapat memberikan kemudahan bagi tenaga kerja maupun wirausahawan sesuai dengan ekosistem yang telah dibentuk.

“Sebagai awal mendefinisikan atau menciptakan pasar, perguruan tinggi harus berinovasi dan kreatif dalam melihat peluang pasar baru maupun pengembangan pasar yang lebih inovatif. Sudah saatnya, perguruan tinggi menciptakan wirausaha yang inovatif dan kreatif yang telah dibina sejak mahasiswa baru masuk perguruan tinggi. Ibaratnya menjadi wirausaha yang bukan karena paksaan. Paksaan karena tidak dapat pekerjaan. Tetapi sejak awal menjadi mahasiswa sudah memiliki keinginan untuk menjadi pengusaha setelah lulus kuliah yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan,” tandas Indra.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement