Jumat 08 Jun 2018 00:27 WIB

Kompres Gel Daun Kupu-Kupu Inovasi Mahasiswa UNY

Di Indonesia, daun kupu-kupu hanya tumbuh sebagai tanaman liar

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan Kombava, kompres gel yang berasal dari daun kupu-kupu
Foto: Istimewa
mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan Kombava, kompres gel yang berasal dari daun kupu-kupu

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Indonesia merupakan negara tropis yang terkenal dengan keanekaragaman tanamannya yang dapat digunakan sebagai obat, salah satunya daun kupu-kupu (Bauhinia variegata). Sayangnya, daun kupu-kupu ini masih belum banyak dimanfaatkan.

Di Indonesia, daun kupu-kupu hanya tumbuh sebagai tanaman liar yang sangat mudah ditemukan karena dapat tumbuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus. Inilah yang menjadi perhatian mahasiswi-mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

 

photo
Daun kupu-kupu (Istimewa)

Mereka merupakan Shilvi Woro Satiti dan Anissa Fitria (Prodi Kimia Fakultas MIPA), Fahayu Priristia (Prodi Akuntansi) dan Anindya Muliawati (Prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi). Mereka menggagas obat penurun panas demam dari daun kupu-kupu dalam bentuk gel. Shilvi mengatakan, daun kupu-kupu mengandung flavonoid, tanin, saponin, terpenoid, alkanoid, dan polifenol yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Mulai dari obat demam, anti-bakteri, pelancar buang air besar sampai obat batuk. Selain itu, ekstrak daun kupu-kupu mengandung zat anti bakteri, sehingga aman bila digunakan sebagai obat luar.

"Oleh karena itu, ekstrak daun kupu-kupu dapat dimanfaatkan sebagai obat penurun panas demam pada anak," kata Shilvi menerangkan karya yang berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan 2018 tersebut.

Fahayu menerangkan, obat penurun panas yang mereka buat berbentuk plester gel yang praktis digunakan. Plester dirasa lebih alami, aman, nyaman dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit anak yang masih sensitif.

Apalagi, dengan ketersediaan daun kupu-kupu yang melimpah dan manfaat yang beragam, ia merasa perlu dilakukan inovasi untuk memanfaatkannya. Sekaligus, melihat peluang pasar untuk menawarkan produk baru gel kompres herbal dengan bahan baku dari alam.

"Keunggulan produk ini adalah produk menggunakan bahan alami hasil pengujian serta aman bagi kulit, mengandung antibakteri, nyaman, praktis, dan harga terjangkau," ujar Farayu.

 

photo
Kombava, kompres gel yang berasal dari daun kupu-kupu ciptaan mahasiswi-mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). (Istimewa)

Anissa menmabahkan, pembuatan plester gel penurun panas demam ini diawali dengan ekstraksi daun kupu-kupu. Caranya, daun kupu-kupu direndam etanol lalu ditutup aluminium foil selama 3 hari.

Kemudian, disaring dan menghasilkan fitrat satu dan ampas satu. Ampas satu lalu diberi etanol dan ditutup aluminium foil selama dua hari, disaring dan menghasilkan fitrat dua dan ampas dua.

Filtrat 1 dan 2 dicampur, diuapkan dengan waterbath dan terbentuk ekstrak kental. Alur proses pembuatan gel, 1 persen ekstrak daun kupu-kupu dilarutkan ke air panas bersuhu 50 derajat Celcius. Tambahkan Na-CMC, gliserin, propilengrikol dan air lalu diaduk secara kontinyu.

"Hasilnya akan berbentuk gel, simpan dalam suhu ruang selama sehari," kata Anissa.

Langkah terakhir, pembuatan kompres gel daun kupu-kupu. Gel ditimbang berukuran tiga gram, lekatkan pada plester dan diberi penutup plastik. Gel kompres herbal daun kupu-kupu siap digunakan dan dipacking dalam kardus.

Anindya menuturkan, kompres herbal ini dinamakan Kombava karena merupakan akronim yang merupakan akronim dari Kompres Bauhinia Variegata. Ia mengaku optimistis dengan Kombava mengingat bahan baku yag mudah ditemukan dan dibudidayakan.

"Tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, meningkatkan nilai ekonomis daun kupu-kupu serta belum pernah digunakan sebelumnya untuk kompres gel penurun panas demam," ujar Anindya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement